Notulensi Seminar Online Pelajar Islam Indonesia (PII) Nusa Tenggara Barat - PII NTB
News Update
Loading...

Minggu, 31 Mei 2020

Notulensi Seminar Online Pelajar Islam Indonesia (PII) Nusa Tenggara Barat

Tanggal Seminar : Sabtu, 30 Mei 2020
Jenis Seminar       : Online
Waktu Seminar    : 19.45 - 22. 15 WITA
Tema Seminar      : Peluang Bisnis di tengah Pandemi Covid-19
Moderator             : Ayuni Sukarman
Pemateri                : Riza Bahasuan
Peserta                   : 235 Orang

Biografi Pemateri

Selain itu, Kak Riza juga pernah menjadi pemateri di berbagai acara seperti : 

  1. “Public Relation”. KAMMI Dewata, Bali. 2018.
  2. “How to Sell Branhd”. KOMISI (Komunitas Sales Indonesia), Bali. 2018.
  3. “UKM Branding”, Kampung Teknologi, Depok. 2016.
  4. "WordPress for Beginner”. Co-Working Space, Ubud. 2015.
  5. "Jual Diri”. SMK Bina Madina, Bali. 2014.
Aktivitas lainnya yaitu memberikan edukasi branding dan marketing ke kalangan Profesional dan Pemilik UKM.

Untuk profil lebih detailnya teman-teman bisa baca di http://rizabahasuan.id/profil

Itu dia profil pemateri kita pada malam hari ini. Jika teman-teman ingin mengenal lebih dekat, Silahkan bisa follow beberapa akun sosial media seperti yang tertera di CV yaa🙂

Hasil Acara

I. Pembukaan
Seminar dibuka oleh moderator pukul 19.45 WITA

II. Penyampaian Materi
Seperti yang kita ketahui, berbagai upaya telah dilakukan, baik dari Pemerintah Indonesia maupun Dunia untuk menekan angka penyebaran Covid-19. Kebijakan kerja di rumah, belajar di rumah, bahkan ibadah di rumah menjadi jargon untuk menekan upaya penyebarannya. Apapun itu, kita sama-sama berharap kondisi bisa kembali normal. Bisa dikatakan "New Normal" atau kelaziman baru. Kondisi ini menyebabkan berbagai sektor bisnis jatuh, tetapi ternyata ada yang meroket. Seperti Zoom dan Netflix yang meroket di tengah pandemi. Lalu bagaimana nasib pelaku UKM? Bagaimana upaya yang bisa dilakukan untuk "bertahan" di tengah pandemi?

Perhatikan info grafis berikut ini

Gambar 1.1 Pemetaan industri saat pandemi

info tersebut adalah hasil riset yang dilakukan oleh Inventure untuk memetakan apa saja industri yang sedang naik, sedang turun, dan yang di tengah-tengah. Pada bagian "The Fall", industri tersebut mengalami kebangkrutan. Jika ada di posisi ini, maka wajar mengalami penurunan penjualan. Sektor yang mengalami dampak paling tinggi adalah industri hotel (pariwisata) , dimana okupansinya mendekati 0%. Begitupula dengan industri penerbangan, EO, restoran, dan seterusnya. Apa yang harus dilakukan jika berada di posisi ini? Ada 4 strategi untuk menyelamatkan bisnis pada bagian "The Fall", diantaranya :

  1. Lakukan Pivot atau mengganti bisnis ke kubu "The Rise"
  2. Lakukan "Shifting" atau menggeser layanan dari offline ke online. Contoh : EO Wedding tidak mungkin kan membuat resepsi di tengah pandemi? Akan tetapi, resepsi virtual masih bisa dilakukan dan sudah ada EO yang melakukannya. Lalu dalam bidang yang lain seperti toko retail, bisa mengubah penjualan dari offline ke online.
  3. Lakukan Zoom In, yakni mengambil satu bagian dari barang atau jasa yang ada, dan memiliki potensi untuk masuk ke kubu "The Rise". Contoh : Hotel memiliki restoran, dari restoran tersebut hotel bisa membuat bisnis catering atau food delivery. Hotel juga bisa menjual kamarnya untuk "Work from Hotel" atau "Quarantine from Hotel". 
  4. Stategi Zoom Out atau memperluas layanan, tetapi ini khusus untuk kubu "The Rise" Jika belum punya bisnis, maka cari peluang di industri "The Rise"
Selanjutnya adalah bagian "The Rise", disinilah uang mengalir deras, terlebih jika sudah dilakukan dari jauh-jauh hari. Namun, tidak ada kata terlambat karena bagian "The Rise" akan tetap rising di era "New Normal". E-Commerce atau belanja online menjadi gaya belanja baru, bahkan belanja di warung saja bisa online. Kerja remote menjadi trend baru di dunia kerja karena perusahaan sudah merasakan efesiensinya. Tidak perlu ruang yang besar, cukup bermodal karyawan dengan paket internet untuk kerja dan meeting online. Akhirnya, kebutuhan untuk furnitur yang mendukung aktivitas kerja di rumah ikut rising. Jika sudah di posisi rising, bisa lakukan Zoom Out atau memperluas layanan. Akan tetapi, ini sebaiknya dilakukan untuk yang sudah sustain. Jika ingin terjun ke bisnis "The Rise", ada strategi yang berbeda.

Selanjutnya bagian "Between". Kenapa between?Karena bagian ini bisa jauh dan bisa juga bangkit. Bisa falling bisa juga rising. Itu semua tergantung strategi yang digunakan.

Sederhananya, kebutuhan dan keinginan pasar akan tetap ada dalam kondisi apapun. Kebutuhan dan keinginan ini yang harus bisa dipenuhi jika ingin berbisnis. Baik industri, produk, atau layanan itu hanya kendaraan untuk pemenuhan kebutuhan dan keinginan. Terlebih jika bisa menyelesaikan "Pain Poin" pasar. Kata Pak Mardigu, "Dijamin Anda Kaya". Tugas yang perlu dilakukan adalah mencari apa kebutuhan, keinginan, atau masalah yang ada? Lalu Siapa, Siapa yang membutuhkan, menginginkan, atau mengalamai masalah tersebut? Apa solusi yang bisa kita berikan?

Itu saja sudah cukup menjadi modal awal untuk memulai berbisnis. Jika memiliki modal, maka silakan produksi sendiri dan rekrut reseller untuk membantu dalam berjualan. Jika tidak punya modal? Silakan jadi reseller. Gunakan pula digital sebagai kanal penjualan. Kita bisa menjadi Freelancer atau pekerja remote. Ini bagus jika memiliki skill yang bisa dijual. 

Jika ingin mengetahui skill apa yang bisa dijual online, bisa cek website http://fiverr.com. Disana ada kategori layanan online, carilah yang sesuai dengan skill, lalu jual.

Beberapa hal penting sebelum memulai berbisnis yakni,

  1. Apa masalah yang ada?
  2. Siapa yang punya masalah?
  3. Apa solusi yang kita bisa berikan?

Lalu cek lagi dibagian "The Rise", kira-kira masalah apa yang ada di setiap industri tersebut?

Misalnya "Streaming Services" , kita suka nonton, terkadang juga perlu camilan. Nah, kita bisa jualan camilan untuk menemani streaming drama korea seharian. Kalau tidak bisa produksi sendiri, jual saja camilan dari orang lain. Jadi reseller, buat target kepada yang suka maraton nonton drakor. Kita juga bisa jualan produk untuk "mancing" pelanggan baru, agar dalam kondisi normal nanti bisa menjual lebih 
banyak lagi.


Gambar 1.2 Strategi penawaran produk

Jadi dalam kondisi seperti ini, anggaran belanja pasti turun. Lalu bagaimana? Pertama kita bisa menjual produk pengenalan, lead offer atau initial offer, dimana nilai transaksinya tidak begitu besar. Selanjutnya bisa difollow up untuk menjual produk yang lebih tinggi harganya ketika situasi dan kondisi sudah memungkinkan. 

Kembali lagi ke kunci utamanya,
1. Apa masalah yang ada dalam kondisi pandemi ini?
2. Siapa yang punya masalah?
3. Apa yang solusi yang bisa kita berikan?
Tidak harus makanan, bisa produk digital, atau produk fisik lainnya.

Tips tambahan untuk berbisnis di kondisi apapun adalah "menjual" diri kita sendiri. Ini jika sudah mentok, bingung, tidak modal, ya sudah "jual diri" saja. "Jual diri" yang dimaksud disini adalah menjual skill yang dimiliki oleh diri sendiri. Belajar skill baru yang sekiranya dibutuhkan. Menjadi reseller, memasarkan produk orang lain, atau menjadi content creator juga bisa.

Terakhir, jika sudah menemukan apa yang ingin dijual, siapkan kanal atau tempat untuk berjualan. Gunakan WhatsApp, Instagram, Youtube, atau Website untuk pemasaran. 

III. Sesi Tanya Jawab

#Pertanyaan 01_Maulidia nabila Wardhani_Banyuwangi_

Bagaimana jika suatu industri-industri besar ini mengalami kebangkrutan serta usaha yang telah meraka lakukan sia-sia. apa yang Meraka akan lakukan untuk menyelesaikan masalah ini di tengah-tengah pandemi covid-19? Terimakasih

Jawaban : 

Jika Industri besar dan ada tanda tanda akan bangkrut, strategi mereka adalah Pivot, Shifting atau Zoom In seperti yang saya sampaikan tadi. Selain itu, pemangkasan biaya juga dilakukan dengan pengurangan karyawan dan efisiensi operasional bisnis. Maka jika kita ingin main aman sebagai pemula, jadilah reseller atau memasarkan produk orang lain terlebih dahulu.

#Pertanyaan 02_M. Rusdi_Saka Bakti Husada Sidrap_

Bagaimana strategi mempromosikan bisnis baru yang kita geluti agar memiliki banyak peminat sedangkan kita belum punya hasil dari bisnis itu yang menjadi dasar merekrut member ?

Jawaban :

Kalau dari sisi produsen, kita bisa lakukan kampanye brand awareness atau membangun kesadaran merek. Tunjukan apa yang bisa dilakukan oleh produk yang kita jual dan membuat konsumen menjadi "siapa". Misalnya dengan menggunakan Instagram sebagai kanal penjualan utama. Berikan edukasi, bangun interaksi. Dari sana kita bisa lihat bagaimana minat pasar terhadap produk kita. Kalau sudah banyak, kita buka peluang reseller atau kemitraan. Kalau mau cepat, gunakan Instagram Ads. Selain itu, gunakan teman dekat untuk jadi member. Eh, teman aja.. jangan teman dekat.. hehe

#Pertanyaan 03_Fitrilia Widiyanti_Bandung_

Izin bertanya kak. Terkadang yang menjadi hambatan bagi seseorang untuk berwirausaha itu karena bingung mau usaha apa. Lalu, ada juga seseorang yang belum sadar passion nya dia itu dimana sehingga dia semakin bingung jika harus berbisnis sesuai passion. Apa yang harus dilakukan?

Jawaban :

Usaha yang ada duitnya. Kalau nunggu passion kelamaan, mulai aja dari peluang yang ada, dengan memberikan solusi dari permasalahan yang ada. Kalau bingung cari "masalah", jualan produk yang sudah laris aja. Ikut program reseller, dropship dan affiliate. 

#Pertanyaan 04_Kusnady_Makassar_

Bagaimana strategi digital yang pas diterapkan untuk memasarkan produk-produk agriculture yang karakteristiknya cepat rusak seperti buah dan sayuran? 

Jawaban : 

Siapin kanal penjualan online. Bisa dengan marketplace, media sosial atau bikin website sendiri. Ini salah satu klien di Agency saya. Bikin website sendiri untuk jualan sayur dan sembako https://supermarketbali.com/. Tinggal menjaga kualitas sayuran dari pengemasan dan pengiriman.

#Pertanyaan 05_Bayu aditya putra_Sidoarjo_

Bagaimana cara mengatur keuangan di masa masa pandemi covid 19 ini agar usaha yang saya punya saat ini tidak bangkrut dan tidak merugi banyak?

Jawaban : 

Naah, kalau mengatur keuangan bukan keahlian saya. Akan tetapi, sebisa mungkin ubah biaya tetap menjadi variabel, kemudian kurangi biaya yang tidak perlu, supaya tidak bangkrut, selagi menekan biaya, bangun audience di kanal digital. Bikin blog, belajar seo, bikin konten di instagram dan youtube. Ini yang dilakukan klien kami, industrinya pariwisata, sewa mobil di Bali, mereka gunakan jasa kami untuk naikin rangking di Google. Supaya ketika kondisi normal, mereka sudah nomer 1 di hasil pencarian Google. Jadi selain menekan biaya dengan mengubah biaya tetap menjadi variabel, bangun pasar untuk mempersiapkan situasi berikutnya.

#Pertanyaan 06_Millatul Khasanah_Jember_

Tadi disebutkan bahwa salah satu yang sangat mengalami dampak pendemi Covid 19 salah satunya ada pariwisata/hotel dan tadi dijelaskan bahwa cara salah satunya yaitu mengubah dari offline ke online, untuk pariwisata/hotel apakah tidak ada hambatan tersendiri dari hal pemasarannya, karena yang sebelumnya hotel/pariwisata diubah menjadi offline yang menjual makanan atau produk dari hotel? Dan apakah ada strategi dalam penanganannya agar hotel/perusahaan tidak bangkrut atau stop total dan mungkin ada contoh simplenya? 

Jawaban : 

Supaya tidak bangkrut, hotel harus menekan biaya sambil mendatangkan penjualan, strategi Zoom In jadi pilihan. Yaitu fokus menjual salah satu layanan yang sekiranya bisa memenuhi kebutuhan dan keinginan disaat pandemi. 


Ini salah satu strategi yang dilakukan Swiss Bell


Gambar 1.3 Paket isolasi di hotel

Paket Isolasi di hotel untuk Sultan yang bosen di rumah aja. 

Ini juga bentuk penawaran lain.


Gambar 1.4 Variasi penjualan makanan

Salah satunya jualan makanan.

Ada juga calon klien, mau jual layanan laundry. Jadi strateginya Zoom In. Kira-kira bagian layanan apa yang bisa memenuhi kebutuhan dan keinginan disaat pandemi.

IV. Penutup

Semoga sesi yang singkat ini bisa memantik beberapa ide yang bisa dilakukan saat pandemi. Baik yang mau memulai bisnis, yang sedang berbisnis, ataupun diambang "Falling". Beberapa pemaparan bisa diterima dan diterapkan dalam bisnis teman-teman. 

Saya sediakan beberapa link yang semoga bisa bantu bisnis teman-teman semua akses disini: 


salah satunya webinar (web seminar) gratis instagram marketing. Kalau ada yang mau konsultasi lebih lanjut, bisa japri (jalur pribadi), atau via email kalau curhatannya panjang di riza@bocdigital.id 

Intinya apapun kondisinya, gali terus, penuhi kebutuhan, dan keinginan pasar. 


Mataram, 31 Mei 2020 

            Notulis

(Elin Paramiswari)

Share with your friends

DONASI SEKARANG Donasi anda akan digunakan untuk kepentingan dakwah melalui PW PII NTB seperti mendanai kegiatan PII, perpanjang domain dan optimalisasi website. Jazakumullahu Khairan.

1 komentar:

  1. Casino Royale - Live Dealer Games - Virgin Games
    Casino Royale kadangpintar is https://deccasino.com/review/merit-casino/ a live casino 토토 with a large, https://vannienailor4166blog.blogspot.com/ eclectic portfolio of filmfileeurope.com casino games. Players can play this game with live dealers,

    BalasHapus

STRUKTUR ORGANISASI

ARI SEPTIAWAN

Ketua Umum Pengurus Wilayah Pelajar Islam Indonesia Nusa Tenggara Barat Periode 2023-2025

GINA HAEROUMMAH

Ketua I Bidang Kaderisasi

AHMAD FAHREZI

Ketua II Bidang Pengembangan dan Pemberdyaan Organisasi

ARYA NAQSABANDI

Ketua III Bidang Komunikasi Ummat

ABIYYUZAKI SYUKRON

Sekretaris Umum

IKHSAN MAULANA

Bendahara Umum

UMMARROH ANSYARIAH

Ketua BO KOORWIL PII Wati

SAFIRA RAHMAH

Sekretaris dan Bendahara BO

BAIQ RIA HIDAYATI

Kadiv Kajian Isu Strategis dan Eksternal

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done