REFLEKSI HARBA PII KE 73 TANGGAL 4 MEI 2020 Oleh : HR. Sri Bintoro Hadiwidjojo - PII NTB
News Update
Loading...

Sabtu, 16 Mei 2020

REFLEKSI HARBA PII KE 73 TANGGAL 4 MEI 2020 Oleh : HR. Sri Bintoro Hadiwidjojo

هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُ قَالَ رَبِّ هَبْ لِي مِن لَّدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاء ﴿٣٨﴾ فَنَادَتْهُ الْمَلآئِكَةُ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي فِي الْمِحْرَابِ أَنَّ اللّهَ يُبَشِّرُكَ بِيَحْيَـى مُصَدِّقاً بِكَلِمَةٍ مِّنَ اللّهِ وَسَيِّداً وَحَصُوراً وَنَبِيّاً مِّنَ الصَّالِحِينَ ﴿٣٩﴾ قَالَ رَبِّ أَنَّىَ يَكُونُ لِي غُلاَمٌ وَقَدْ بَلَغَنِيَ الْكِبَرُ وَامْرَأَتِي عَاقِرٌ قَالَ كَذَلِكَ اللّهُ يَفْعَلُ مَا يَشَاءُ ﴿٤٠﴾

Di sanalah Zakaria mendo`a kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar do`a".[038]. 
Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakaria, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya): "Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh." [039].
 Zakaria berkata: "Ya Tuhanku, bagaimana aku bisa mendapat anak sedang aku telah sangat tua dan isterikupun seorang yang mandul?" Berfirman Allah: "Demikianlah, Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya".[040].

Bulan Ramadhan 1385 H, atau Januari 1965, saya ikut Mentra atau Mental Training Pelajar Islam Indonesia di Jombang. Beberapa hari sebelumnya Mental Training PII di Desa Kanigoro Kecamatan Keras Kabupaten Kediri Jawa Timur ada juga acara Mentra PII tetapi diserang dan dibubarkan secara brutal oleh PR (Pemuda Rakyat), BTI (Barisan Tani Indonesia) serta Gerwani (Gerakan Wanita Indonesia), semuanya onderbouw PKI (Partai Komunis Indonesia). Horror dan terror tersebut terkenal de ngan Peristiwa Kanigoro. Peristiwa ini sangat monumental sampai Ketua MPRS Jen deral Abdul Haris Nasution menjadikan peristiwa ini dalam pidato beliau dalam si dang MPRS. Dalam Film Pengkhianatan G-30-S/PKI episode Mentra PII Kanigoro telah digambarkan oleh Asrul Sani Sang Sutradara film tersebut dengan cukup memadai. Ini adalah dokumen sejarah yang tidak mungkin terhapus dalam mengenang kiprah PII hingga usianya yang hari ini mencapai 73 tahun. Sungguh suatu usia yang dewasa dan matang untuk ukuran ummat manusia.

Dalam Mentra yang saya ikuti di Jombang tersebut, salah satu materi adalah background berdirinya PII. Ayat yang saya camtumkan dalam refleksi ini, diungkapkan dengan indah oleh pemateri kalau tidak salah oleh salah satu dari mereka yaitu: Al marhum Mas Tamat Ansyori atau Mas Usman Effendy atau Almarhum Kanda Syari fuddin Siregar Pahu yang masa itu menjabat sebagai Ketua Umum PB PII. Intinya ada lah siapa yang akan menerima estafet perjuangan ummat, karena belum muncul calon penyambung risalah. Begitulah ratapan Nabi Zakaria, kepada Allah Swt., padahal beliau sudah sangat sepuh ditambah lagi isteri beliau adalah seorang perempuan yang mandul.

Suasana kebatinan semacam itu juga melatarbelakangi berdirinya PII. Menyadari hal tersebut beberapa tokoh pemuda/pelajar di Yogyakarta pada 13 Jumadiil Akhir 1365 H bertepatan tanggal 4 Mei 1947 M yaitu : Yoesdi Ghazali, Anton Timur Djaelani, Ibrahim Zarkasyi, Amin Syahri, Chamim Prawiro dan Noersyaf, sepakat mendiri kan organisasi Pelajar Islam Indonesia, untuk ikut serta memutar roda sejarah generasi muda bagi kepentingan masa depan agama dan bangsanya. Sedang Mars PII digubah oleh M. Sururi dari Surakarta.

Belum seumur jagung PII lahir Belanda melancarkan Aksi Militernya. Lapangan ter bang Maguwo Yogya dibom, Bung Karno dan beberapa pemimpin RI diantaranya M. Hatta, H. Agus Salim, dan M. Natsir ditawan, diasingkan ke Bengkulu. Perjuangan keutuhan negara dilanjutkan PDRI (Pemerintah Darurat Republik Indonesia) dipimpin oleh Mr. Syafruddin Prawiranegara sebagai Presidennya membentuk pemerintahan darurat di Sumatra Barat dengan pusat pemerintahan yang berpindah-pindah untuk menghidari kontak senjata langsung dengan tentara Belanda. Disisi militer, perjuangan dilaksanakan secara gerilya dibawah pimpinan Jenderal Sudirman, yang rela melakukan perlawanan dengan semangat iman, hijrah, dan jihad, berjalan kaki masuk keluar hutan, naik turun gunung dan lembah walaupun paru paru beliau tinggal sebelah saja yang sehat. Jenderal Sudirman sangat terkesan dengan anak anak PII karena walaupun masih pelajar tapi sudah ikut berperang memanggul senjata untuk mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia yang baru merdeka tanggal 17 Agustus 1945 . Suryo Sugito adalah salah satu anggota Brigade PII syahid.
Dalam menyambut Hari Bangkit PII yang pertama pada tanggal 4 Mei 1948, Jenderal Sudirman berpidato demikian :

Saya ucapkan banyak-banyak terimakasih kepada anak-anaku PII sebab saya tahu, bahwa telah banyak korban yang telah diberikan oleh Pelajar Islam Indonesia kepada negara”.
Selanjutnya beliau berfatwa :

Teruskanlah perjuanganmu, hai anak-anakku PII, negara kita adalah negara baru, di dalamnya penuh onak dan duri, kesukaran dan rintangan banyak kita hadapi. Negara membutuhkan pengorbanan pemuda dan segenap bangsa Indonesia”.

Kecintaan Jenderal Nasution kepada PII sangat merasuk di hati beliau, karena beliau tahu betul bahwa PII mempunyai sikap yang sama dengan beliau sangat anti kepada atheis-komunis PKI (Partai Komunis Indonesia), sampai dalam sambutan beliau di salah satu acara PII beliau mengatakan,

 “PII adalah cadangan utama Angkatan Bersenjata”.

Kini usia PII genap 73 tahun, tugas yang diemban oleh PII bukan semakin ringan teta pi bertambah berat, dalam segala aspek kiprah perjuangannya. Dalam situasi dan kondisi semacam ini PII jangan sampai menjadi partisan atau anak manis yang hanya mencari posisi aman dan nyaman, menghindari tantangan, tidak punya musuh, tetapi juga tidak punya kekasih.

Saya masih merasakan semangat itu ketika dalam training-training yang diselenggarakan semangat jihad selalu dipompakan, digerak semangatkan dan itu jadi wirid lantunan lagu perjuangan kita,
Biar ku hancur
Biar binasa
Asal Agama Islam
Pasti kemenangannya!

Adakah semangat dan ghirah semacam itu masih dimiliki oleh PII saat ini? Saya ingin mengambil contoh kasus baru-baru ini, sederhana tetapi sangat strategis.

“Kemenag memerintahkan penghapusan materi ujian madrasah berkonten jihad dan khilafah”

Seluruh materi ujian di madrasah yang mengandung konten khilafah dan perang atau jihad telah diperintahkan untuk ditarik dan diganti. Hal ini sesuai ketentuan regulasi penilaian yang diatur pada SK Dirjen Pendidikan Islam Nomor 3751, Nomor 5162 dan Nomor 5161 Tahun 2018 tentang Juknis Penilaian Hasil Belajar pada MA, MTs dan MI. Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madra sah pada Kementerian Agama (Kemenag), Umar menjelaskan, yang dihilangkan se benarnya bukan hanya materi khilafah dan perang. Setiap materi yang berbau ke kanan-kananan atau ke kiri-kirian dihilangkan. Setiap materi ajaran yang berbau tidak mengedepankan kedamaian, keutuhan dan toleransi juga di hilangkan.

“Karena kita mengedepankan pada Islam wasathiyah,”
kata Umar kepada Republika, Sabtu (7/12).

Dulu Rasulullah mengajarkan semangat perjuangan. Tetapi, semangat perjuangan dalam konteks saat ini tidak lagi model perjuangan perang. Nantinya, dalam sejarah kebudayaan Islam tetap membahas Rasul pernah berperang. Menurut Umar, perang memang bagian dari sejarah kehidupan Rasul. Namun, Rasul tidak hanya berperang saja.

“Tetapi justru yang kita ungkap banyak nanti aspek kehidupan Rasul yang menjaga per damaian yang madani,”

Perjuangan Rasul membangun masyarakat madani yang dikembangkan. Pokoknya tetap ada tentang perang tapi tidak dominan. Sehingga tidak mengesankan Rasul hanya berperang.

“Rasul pernah berperang iya, tetapi Rasul bukan hanya berperang saja, dan kalau Rasul berperang bukan berarti Islam didakwahkan dengan cara keras,”“Jadi kita ini menyiap kan generasi yang akan datang generasi yang betul-betul bisa menjaga perdamaian, per satuan dan toleransi demi keutuhan NKRI dan kejayaan Islam di Indonesia,”

Selain materi soal jihad, Kemenag juga menghapus materi soal khilafah. Umar menerangkan, praktik khilafah terjadi setelah Rasulullah SAW wafat. Khulafaur Rasyidin menggunakan sistem khilafah. Khilafah yang dimaksudkan dalam ajaran sejarah kebudayaan atau peradaban Islam itu bukan yang ingin membangun khilafah serta merta dengan tanpa melihat kondisi objektif masyarakat. Umar mengingatkan, di Indonesia khilafah ditolak. Sehingga, tidak mungkin mengajarkan materi yang konteksnya membangun khilafah yang bertentangan dengan Indonesia.

“Apakah kemudian pemerintahan Islam (khilafah) enggak diajarkan? Ya tentu nanti ada porsi (pelajaran tentang) membangun peradaban dan pemerintahan, tapi yang sesuai dengan negara kita Indonesia,”

Ia mengatakan, anak-anak diajari bagaimana pandangan Islam terhadap membangun negara dan pemerintahan.  Jadi, perspektifnya beda dengan khilafah yang di maksud oleh pihak-pihak yang ingin mendirikan khilafah di NKRI yang berdasarkan Pancasila.

“Tapi pendekatan dan metodologinya yang kita ubah, supaya anak-anak enggak sampai lupa sejarah, dan enggak boleh melupakan sejarah,”

Namun, kebijakan Kemenag ini ditolak oleh Ketua Umum DPP Persatuan Guru Madrasah Indonesia (PG MI) Syamsuddin. Menurutnya, jika ingin menangkal paham-paham radikal bukan seperti itu caranya.

“Kalau itu bertentangan dengan Pancasila, karena negara kita berketuhanan yang Maha Esa, kalau jalur pendidikan agama, enggak boleh dihapuskan dong,” ujar Syamsuddin kepada Republika, Ahad (8/12).

Ia menjelaskan, sistem pendidikan agama Islam di madrasah Indonesia dinilainya sudah baik. Pasalnya, seluruh siswa memiliki nilai akhlak yang lebih baik, ketim bang siswa di sekolah biasa. Bahkan, ia mencontohkan bahwa hingga saat ini tidak pernah terdengar siswa madrasah telibat keributan, seperti tawuran. “Pengetahuan tanpa akhlak dapat membumihanguskan dunia,” ujar Syamsuddin.

Jika alasan Kemenag memberlakukan aturan tersebut untuk memberantas radikalisme, menurut Syamsuddin, cara tersebut bukanlah hal yang tepat. Sebab, paham itu muncul ketika adanya ketidakadilan dalam kehidupan bermasyarakat.

“Ajaran Islam itu tidak ada yang radikal, karena radikal akan menjadi pertentangan ma nusia. Ketidakadilan hadir ketika ada pemaksaan kehendak tertentu,”
“PGMI sendiri mendukung segala langkah Kemenag dalam memberantas radikalisme. Namun, ia mengimbau untuk menggunakan cara-cara yang dialogis dan persuasif”.
“Menurut saya yang harus diperbaiki metode dakwah, jadi dakwah yang humanis, rah matan lil alamin, toleran, seperti itulah. Dengan lembut, jangan ditekan seperti itu,”

Ketua Komisi VIII DPR RI Yandri Susanto mempertanyakan kebijakan Kemenag yang akan menghilangkan materi pembelajaran maupun ujian di madrasah yang mengan dung konten jihad dan khilafah. Yandri menduga, Pemerintah dalam hal ini Kemenag memiliki ketakutan luar biasa atau fobia terhadap sejarah Islam. Yandri pun me mastikan Komisi VIII DPR akan mengkon firmasi secara langsung kepada Menteri Agama Fachrul Razi dan jajarannya terkait alasan mengeluarkan kebijakan tersebut.

“Apa yang melatarbelakangi sehingga ada suatu yang luar biasa seperti itu, saya kha watir sepertinya Pemerintah terlalu fobia dengan sejarah Islam,” ujar Yandri saat dihubungi wartawan, Ahad (8/12).

Yandri menyebut, materi khilafah, jihad maupun perang merupakan bagian dari se jarah Islam yang tidak bisa dihapus. Ia tidak sepakat jika siswa yang belajar materi khilafah, jihad dan perang kemudian kelak dia akan menjadi radikal.

Ia pun membandingkan jika dalam sejarah terdapat materi PKI, Nazi dan sebagai nya, tidak kemudian menjadikan siswa tersebut mengikuti paham tersebut.

“Kan takut dengan khilafah, ya kan padahal belum tentu kan, sama kayak belajar tentang sejarah PKI, masa saya disebut PKI, menyederhanakan persoalan itu menurut saya tidak akan menyelesaikan persoalan justru akan mendatangkan persoalan baru,” ujar politikus PAN.

Justru, kata Yandri, Pemerintah bisa memberikan pemahaman yang benar terhadap materi tersebut, dengan disesuaikan dengan ideologi dan budaya Indonesia.

Dengan begitu, siswa memiliki bekal yang benar terkait materi tersebut sejak di pendidikan. Sebab, Yandri menilai, di era saat ini, materi terkait khilafah, jihad mau pun perang, tidak hanya ada di kurikulum. Tetapi, juga bisa diakses melalui daring.

Karena itu, Yandri meminta Kemenag untuk berhati-hati dalam mengambil kebijakan. Menurutnya, Pemerintah sebaiknya mencari akar permasalahan radikalisme dan terorisme secara tuntas sebelum kemudian membuat kebijakan yang memuncul kan persoalan.

“Jadi jangan memadamkan api yang kecil justru timbul api yg besar, ada semacam ke tidaksempurnaan Pemerintah dalam menghadapi radikalisme terorisme, akar masalah belum ketemu tapi sudah meraba raba tapi langsung mengambil keputusan,” kata dia.

Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily juga tidak sepakat dengan kebijakan Kemenag yang menghilangkan materi pembelajaran maupun ujian di madrasah yang mengandung konten khilafah dan perang atau jihad. Ace menilai, konsep khilafah memang tidak mungkin diterapkan di Indonesia karena bangsa telah menyepakati sistem NKRI.

“Ya kalau itu dihapus, mereka yang selama ini tidak ngeh dan tidak terlalu punya per hatian khusus dengan istilah itu, justru bisa mengakses secara liar, dan ketika mereka tertarik tentang itu justru menjadi tantangan bagi pemerintah,” ujarnya.

Namun demikian, materi khilafah bagian dari khazanah pemikiran politik Islam yang tidak boleh dihapus sebagai fakta sejarah Islam.

“Kita tidak boleh menghapus fakta sejarah itu,” ujar Ace saat dihubungi wartawan, Ahad (8/12).

Karena itu, ia menilai anak didik juga perlu mengetahui sejarah kekhalifahan dalam perkembangan dunia Islam mulai dari kekhalifahan Ustmaniyah, kekhalifahan Abbasiyah hingga kekhalifahan Turki Utsmani yang terakhir di Turki. Karena itu, ia meni lai fakta sejarah itu harus tetap disampaikan kepada peserta didik dan menjadi bagian dari sejarah Islam. Ace pun mendorong para pendidik memberikan penjelasan yang utuh terhadap materi kekhalifahan dan alasan sistem kenegaraan Indonesia saat ini. Ia pun mengungkap pengalamannya saat mendapat pengajaran terkait materi khilafah di pesantren.

Ace menuturkan, pada pendidiknya di pesantren kala itu menjelaskan bahwa khilafah tidak mungkin diterapkan dalam sistem politik Indonesia saat ini.       
 
“Para kiyai kami menjelaskan tentang konsep itu merupakan ijtihadiyah yang tidak bisa diterapkan saat ini. Menurut para kiyai kami dulu, kita sudah tepat menjadikan sistem yang saat ini kita anut dengan Pancasila sebagai dasar kehidupan kebangsaan kita se bagai bentuk final bernegara,” ujar Ace.

Makna Jihad menurut Dr. Zakir Naik.
Tokoh Islam internasional itu mengatakan, ada satu kata dalam Islam yang sering disalah artikan, yaitu kata jihad.

“Kata jihad banyak disalahpahami tak hanya oleh orang Muslim, tetapi juga non-Mus lim,” ujarnya saat menjadi pembicara pada public lecture di Universitas Muhamma diyah Yogya karta (UMY).

Jihad itu bukan berarti perang. Jihad itu berasal dari kata jahada yang berarti ber usaha dan berjuang bersungguh-sungguh untuk memperbaiki masyarakat. Jihad, juga berarti berusaha bersungguh-sungguh untuk menjadi menjadi Muslim yang baik. Makna utama jihad adalah bersungguh-sungguh dan berusaha.  Al-Qur’an, menurut dia, telah mengajarkan umat Islam untuk berbuat baik, termasuk pada orang tua. Tetapi, kalau ada yang mengajarkan berbuat tidak baik maka itu adalah jihad fisabil syaiton. Namun, jihad yang dilakukan untuk kebaikan namanya jihad fisabilillah.

Kata jihad diterjemahkan oleh orientalis sebagai holy-war atau perang suci. Tetapi, perang suci ini digunakan pertama kali oleh orang Nasrani pada Perang Salib. Media internasional, kata dia, mengasosiasikan Islam sebagai fundamentalis. Pada hal, mereka tidak tahu makna fundamentalis itu. Fundamentalis ini berarti memahami dengan baik prinsip dan ilmu. Fundamentalis itu orang yang berpegang teguh pada paham ajarannya kitab sucinya, apa pun agamanya. Tetapi, kata dia, kata fundamentalis sering diartikan dengan kata ekstremis. Ia berpendapat tidak ada yang salah dengan kata ekstremis atau fundamentalis.

“Saya seorang ekstremis dalam hal positif. Anda tidak boleh menjadi orang fundamentalis yang salah arah”. Banyak juga yang mengatakan Islam adalah agama yang intole ran. “Betul tetapi intoleran terhadap prostitusi, kejahatan, kemiskinan, dan lain-lain,“ Islam, sangat tidak toleran terhadap ketidakadilan dan rasisme. Saat ini, dia menambah kan, media inter nasional tidak menginginkan perdamaian, jika (agama Islam) untuk tersebar.

5 Makna Jihad tak Satupun Diartikan Perang.
Makna jihad kerap disalahpahami berjuang hanya di medan perang, bahkan menggunakan kekerasan atau bom bunuh diri. Fenomena tersebut menyusul serangkaian aksi teror yang menggunakan embel-embel agama Islam yang dibalut teriakan tak bir. Sehingga, makna jihad menjadi tabu dan seolah tidak bisa disampaikan di ruang publik. Padahal, kata jihad berasal dari bahasa Arab, yang artinya usaha atau menge luarkan segala kekuatan dengan sungguh-sungguh. Sedangkan, Ibnu Taimiyah mengartikan jihad sebagai usaha untuk menghasilkan sesuatu yang diridhoi Allah Swt. Karenanya, makna jihad tidak bisa diartikan sebatas perang, apalagi berbuat kekerasan. Secara etimologis, kata Jihad berasal dari Jahada yang artinya “mengerah kan upaya”, “berusaha dengan sungguh-sungguh”, dan “berjuang keras”. Dalam mak na yang lebih luas, kata Jihad kerap digunakan untuk melukiskan sebuah usaha mak simal untuk melawan suatu hal yang bathil. Misalkan, bersungguh-sungguh dalam perjuangan menimba ilmu merupakan sikap jihad itu sendiri, atau bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga hakikatnya adalah jihad. Dari pemahaman ini sebenarnya tidak ada sangkut pautnya antara jihad dengan kekerasan.

13 Keutamaan Jihad.
1.  Amalan yang paling utama
2.  Merupakan perintah Allah
3.  Memberikan pertolongan pada orang lain
4.  Mendapat pahala berlipat ganda
5.  Dihilangkan kesedihan dan kesusahan
6.  Dijanjikan surga
7.  Mendapat rezeki bahkan ketika telah wafat
8.  Diampuni dosanya
9.  Diselamatkan dari siksa kubur
10.Aman di hari kiamat
11.Diberikan mahkota kewibawaan dari Yaqut
12.Memberi syafaat bagi 70 anggota keluarganya
13.Dinikahkan dengan bidadari surge.
Sebagai seorang Muslim, tentunya kata jihad memiliki makna tersendiri yang membuat kita merinding sekaligus menggebugebu dalam menggapainya. Ya, jihad merupakan perjuangan tertinggi dalam menolong Agama Allah. Rasulullah bersabda dalam riwayat Imam Ibnu Asakir yang dikutip dari kitab Shahih al-Jami’ ash-Shaghir,

“Berdiri sesaat dalam barisan pasukan untuk berjihad (di jalan Allah) lebih baik daripa da shalat malam selama enam puluh tahun.”

Allah telah menyeru kita untuk berjihad melawan musuh Islam.
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ وَعَسَى أَن تَكْرَهُواْ شَيْئاً وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ وَعَسَى أَن تُحِبُّواْ شَيْئاً وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ وَاللّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ ﴿٢١٦﴾
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah: 216).

Namun, di jaman sekarang, musuh Islam bukan hanya menyerang secara fisik. Musuh-musuh Islam semakin gencar menghancurkan keimanan umat Muslim dengan berbagai cara. Diantaranya melalui perusakan moral dengan narkoba, seks bebas, emansipasi wanita, homoseksual, dan banyak intervensi lainnya. Maka dari itu, se bagai umat Islam kita harus lebih cerdas dan bijaksana dalam berjihad karena saat ini jihad bukan hanya lewat perang, tapi jihad melawan nafsu dan penjajah. Beberapa contoh jihad yang diterapkan di jaman sekarang adalah melawan peredaran narkoba dan segala bentuk kemaksiatan, berdakwah, mendidik anak-anak menjadi hafiz dan hafizah, dan berbagai amar ma’ruf nahi munkar lainnya.

Sering kita mendengar kata jihad, yang secara serampangan dipahami dengan maksud berjuang dan berperang. Namun tidak banyak dari mereka yang tahu arti jihad, tata caranya, dan tujuan sebenarnya. Karena ketidaktahuan, yang dihasilkan bukan sesuatu yang sebenarnya menjadi tujuan inti dari jihad itu sendiri. Sebelum melangkah untuk berjihad alangkah baiknya kalau kita memahami terlebih dahulu makna dan tujuan jihad seutuhnya menurut pandangan syari’at Islam. Jihad dalam pengertian bahasa berasal dari akar kata jahd yang bermakna “berusaha sungguh-sungguh dengan mengerahkan segenap kemampuan.” Dalam makna yang lebih luas jihad mempunyai pengertian menanggulangi musuh yang tampak, setan, dan hawa nafsu.

Hal ini tercermin dalam firman Allah SWT.

            وَجَاهِدُوا فِي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ
“Berjuanglah kalian di jalan Allah dengan perjuangan yang sebenar-benarnya,”
            (Surat Al-Hajj ayat 78).

MUJAHADAH PII.
Mencurahkan segala kemampuan untuk melepaskan diri dari segala hal yang menghambat pendekatan diri kepada Allah SWT, baik hambatan bersifat internal maupun yang eksternal. Untuk mengatasi dan melawan semua hambatan tersebut diperlukan kemauan keras dan perjuangan yang bersungguh-sungguh.

Obyek Mujahadah.
 1. Jiwa yang fujur
 2. Hawa nafsu yang tak terkendali
 3. Syaithan yang selalu menggoda
 4.Kecintaan kepada habuan dunia yang berlebihan
 5. Orang kafir dan munafik
 6.Pelaku kemaksiatan dan kemunkaran.

Cara Mujahadah.
1.Memahami hakikat jiwa
2.Mengendalikan hawa nafsu
3.Menyadari bahwa syaithan itu musuh
4.Menyadari bahwa kenikmatan dunia itu hanya sementara, dan tiada seberapa jika dibandingkan surganya Allah
5.Sadar bahwa orang kafir dan munafik tidak pernah diam selama kita belum ikut pandangan dan sikap hidup mereka
6.Menyadari jika kemunkaran dan kemaksiatan dibiarkan, akan merusak masyarakat dan menghancurkan kebaikan yang susah payah dibangun.

Secara spesifik jihad PII adalah menyukseskan Catur Bhakti PII, yaitu :
1.Pelajar Islam Indonesia (PII) sebagai Tempat  Berlatih
2.Pelajar Islam Indonesia (PII) sebagai Wahana Penghantar Sukses Studi
3.Pelajar Islam Indonesia (PII) sebagai Wadah  Pembentukan Pribadi Muslim
4.Pelajar Islam Indonesia (PII) sebagai Alat Perjuangan.

Komitmen Kader Pelajar Islam Indonesia (PII)
Tugas dan tanggungjawab kader adalah mengemban dan melanjutkan missi dan eksistensi Pelajar Islam Indonesia (PII) secara organisatoris maupun secara substansial. Secara organisatoris seorang kader bertanggungjawab mengemban amanah keorganisasian, dan secara substansial seorang bertanggung jawab terhadap teraktualisasinya missi transformasi sosial berupa kesempurnaan pendidikan dan kebudayaan yang sesuai dengan visi dan cita-cita profetik Islam.

A.Apakah Cita-Cita Pelajar Islam Indonesia?
Pasal 4 Anggaran Dasar :

“Kesempurnaan pendidikan, pengajaran dan kebudayaan yang sesuai dengan
Islam bagi segenap rakyat Indonesia, dan ummat manusia.”

B.Kedudukan Pelajar Islam Indonesia Dalam Persatuan Ummat.
Pelajar Islam-lah yang menjadi cadangan kelangsungan kehidupan ummat, karena pelajar Islam-lah yang mempunyai fungsi belajar dan melatih diri rohani dan jasma ni. Dengan begitu terpeliharalah pertumbuhan ummat dari pelajar ke pemuda sampai ke orang dewasa. Bagaimanakah hubungan pelajar Islam dengan bapak-bapak dan ibu-ibu dari ummat Islam?

Hubungan itu dapat di ibaratkan sebagai hubungan seorang anak dengan orang tuanya dalam suatu keluarga.

Apabila dalam satu keluarga terjadi perselisihan, maka biasanya sang anak menjadi faktor pendamai, karena anak itulah pengikat jiwa kedua orang tuanya yang mengasihinya.

Hina jika ummat berpecah belah [QS. Ali-’Imraan : 112]
Mulia jika insyaf akan tugasnya [QS. At-Taubah : 32].

Hina jika ummat berpecah belah.
ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُواْ إِلاَّ بِحَبْلٍ مِّنْ اللّهِ وَحَبْلٍ مِّنَ النَّاسِ وَبَآؤُوا بِغَضَبٍ مِّنَ اللّهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُواْ يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللّهِ وَيَقْتُلُونَ الأَنبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ ذَلِكَ بِمَا عَصَوا وَّكَانُواْ يَعْتَدُونَ ﴿١١٢﴾
Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu ka rena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.
(QS. Ali-’Imraan : 112).

Mulia jika insyaf akan tugasnya.
يُرِيدُونَ أَن يُطْفِؤُواْ نُورَ اللّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللّهُ إِلاَّ أَن يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ ﴿٣٢﴾
Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai.
(QS. At-Taubah : 32).


Semoga Refleksi singkat dan sangat sederhana dalam memperingati HARBA PII ke 73 ini dapat menguatkan ghirah perjuangan kader PII NTB, sebagai sarana untuk mempererat silaturrahim Keluarga Besar, dan sebagai sarana muhasabah atau eva luasi diri para kader dalam berjuang mengemban amanat seperti Ikrar yang sering kita ucapkan yaitu IKRAR JAKARTA sebagai berikut :

Tetap setia kepada Pelajar Islam Indonesia (PII) dan cita-cita Pelajar Islam Indonesia (PII)

Menyediakan diri menjadi abdi Allah untuk berjuang di jalan-Nya dengan bentuk dan sifat, dalam suasana dan tempat bagaimanapun juga, dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip Islam

Tetap memperjuangkan tercapainya persatuan ummat Islam dan kesatuan imamah yang konsekuen kepada prinsip-prinsip Islam.

=============================================================

Share with your friends

DONASI SEKARANG Donasi anda akan digunakan untuk kepentingan dakwah melalui PW PII NTB seperti mendanai kegiatan PII, perpanjang domain dan optimalisasi website. Jazakumullahu Khairan.

STRUKTUR ORGANISASI

ARI SEPTIAWAN

Ketua Umum Pengurus Wilayah Pelajar Islam Indonesia Nusa Tenggara Barat Periode 2023-2025

GINA HAEROUMMAH

Ketua I Bidang Kaderisasi

AHMAD FAHREZI

Ketua II Bidang Pengembangan dan Pemberdyaan Organisasi

ARYA NAQSABANDI

Ketua III Bidang Komunikasi Ummat

ABIYYUZAKI SYUKRON

Sekretaris Umum

IKHSAN MAULANA

Bendahara Umum

UMMARROH ANSYARIAH

Ketua BO KOORWIL PII Wati

SAFIRA RAHMAH

Sekretaris dan Bendahara BO

BAIQ RIA HIDAYATI

Kadiv Kajian Isu Strategis dan Eksternal

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done