Membangun Rumah Untuk Peradaban - PII NTB
News Update
Loading...

Rabu, 24 Juni 2020

Membangun Rumah Untuk Peradaban


Melihat dinamika organisasi belakangan ini, orang yang berfikir pun mulai mengutarakan pertanyaan. Pertanyaan yang timbul mengenai PII Wati misalnya apakah eksistensi PII Wati sekarang masih dibutuhkan, untuk apa PII Wati itu masih dipertahankan dalam bentuk yang otonom, kenapa tidak disatukan saja dengan badan induk, mengapa kader PII Wati sedikit, dan sebagainya. Berikut ini merupakan hasil diskusi untuk mengkaji pertanyaan-pertanyaan diatas.

Secara tidak langsung, kegiatan–kegiatan di PII Wati serupa dengan kegiatan-kegiatan di BI, lagipula ketika dibentuk pertama kali tujuan dari PII Wati adalah mengisi kekosongan kader PII wan yang banyak di bui (ini pun masih harus dikaji kembali). Lalu ada pula yang mengatakan pemisahan seperti ini merupakan pengaruh dari faham feminisme.

Sekarang ini PII Wati tidak memiliki kegiatan yang populis seperti misalnya brigade dengan kegiatan intelegennya dan BI dengan kaderisasinya yang merupakan jantung dari kegiatan PII. Untuk PII Wati sendiri kegiatan kursus menyulam, memasak, atau menjahit sudah bukan lagi kegiatan yang populis. Salah satu masalah di PII Wati adalah belum bisa mengemas kursus menjadi sesuatu yang populis. Mungkin ini salah satu kekurangan kader PII wati yang ada di kepengurusan yang belum bisa menyaingi akselerasi zaman yang menuntut perempuan menjadi semakin praktis. Selain itu masalah utama yang ada di pii adalah masalah eksistensi dan juga misi. Masih banyak kader PII di daerah atau wilayah atau bahkan PB yang tidak paham eksistensi PII Wati dan mengapa PII Wati itu harus ada.

PII sebagai organisasi yang sangat peduli dengan pendidikan, paham betul bahwa fungsi pendidikan yang sebenarnya itu ada di keluarga. Pendidikan tidak bisa hanya diserahkan pada sekolah karena sekolah pun memiliki banyak kekurangan.

Sekarang ini sedang terjadi reduksi fungsi keluarga. Keluarga diserang dari segala arah dengan berbagai macam paham. Dalam kondisi ini peran perempuan dalam keluarga sangat penting. Jika dalam suatu keluarga istri tidak benar, bisa menyebabkan suami dan anaknya menjadi tidak benar. Jika sang anak kelak membangun keluarga, keluarga berikutnya pun menjadi tidak benar juga. Sehingga terbentuklah masyarakat atau peradaban yang tidak benar. Dari segi ini saja kita bisa menyimpulkan bahwa jika perempuan tidak benar, bisa menghancurkan masyarakat. Maka untuk membentuk peradaban yang benar, perempuan harus benar terlebih dahulu.

Ada yang mengatakan laki-laki pun bisa mendidik. Padahal fungsi pendidik itu lebih utama di perempuan. Jika memang lelaki juga bisa mendidik dengan kelembutan seperti perempuan, Allah yang Maha Besar tidak perlu menciptakan perempuan. Karena Allah pun bisa jika ingin mennciptakan laki-laki yang dilengkapi dengan rahim untuk melahirkan dan kemudian membesarkan.
PII Wati berusaha membina dan menyiapkan pelajar putri untuk siap menjadi seoarang muslimah pemimpin. Kita ingin membentuk kader muslimah yang cerdas, sehingga dia tahu apa yang terbaik buat keluarganya. Tapi sekarang kecerdasan hanya dinilai dari kepintaran atau jenjang sekolah yang ditempuh, dan ini berimplikasi pada semakin banyaknya wanita karir yang lebih mengutamakan karir daripada keluarga. Padahal kan arti cerdas itu sendiri berkaitan dengan mengetahui sesuatu yang benar. Contohnya saja pada zaman rasulullah, Abu Jahal sebelumnya memiliki panggilan Abu Al Hakam atau bapak kebijakan, karena paling pintar. Tapi Al Quran mengatakan panggilah ia dengan Abu Jahal atau bapak kebodohan karena kebodohannya yang tidak mau menerima kebenaran. Jika si Ibu cerdas, dia tahu bagaimana membesarkan anak. Si perempuan juga harus paham untuk apa dia menikah dan apa yang bisa dia lakukan bagi Islam. Tapi tidak ada sekolah yang membahas itu dalam kurikulumnya. Nah PII sebagai organisasi pembinaan, ketika sekolah formal tidak bisa diharapkan, disitulah PII harusnya tampil. Dalam kursus-kursus PII Wati kita ingin memasukkan konsep-konsep itu.

Selain itu mungkin konsep kursus untuk PII Wati harus diluruskan, karena kursus sebenarnya merupakan tambahan skill, dan ini tidak lagi berada dalam ranah skill atau keterampilan, tetapi ideologi, idealisme yang harusnya dimiliki setiap perempuan. Kita ingin memiliki ideologi sebagai seorang perempuan, kita ingin membangun rumah untuk peradaban. Ini merupakan misi PII Wati sehingga diharapkan setiap kader menginternalisasi ide ini dan menyampaikan kepada muslimah yang lain.

Memang masih banyak yang harus dibenah, masih banyak pertanyaan yang belum terjawab. Tetapi harapan selalu ada. Rumah untuk peradaban.

~ Yunda Siti Ala - 14-11-2011

Share with your friends

DONASI SEKARANG Donasi anda akan digunakan untuk kepentingan dakwah melalui PW PII NTB seperti mendanai kegiatan PII, perpanjang domain dan optimalisasi website. Jazakumullahu Khairan.

STRUKTUR ORGANISASI

ARI SEPTIAWAN

Ketua Umum Pengurus Wilayah Pelajar Islam Indonesia Nusa Tenggara Barat Periode 2023-2025

GINA HAEROUMMAH

Ketua I Bidang Kaderisasi

AHMAD FAHREZI

Ketua II Bidang Pengembangan dan Pemberdyaan Organisasi

ARYA NAQSABANDI

Ketua III Bidang Komunikasi Ummat

ABIYYUZAKI SYUKRON

Sekretaris Umum

IKHSAN MAULANA

Bendahara Umum

UMMARROH ANSYARIAH

Ketua BO KOORWIL PII Wati

SAFIRA RAHMAH

Sekretaris dan Bendahara BO

BAIQ RIA HIDAYATI

Kadiv Kajian Isu Strategis dan Eksternal

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done