Membina akhlak merupakan bagian yang sangat penting dalam tujuan Pendidikan, baik itu berupa pendidikan agama maupun pendidikan yang umum, untuk mengembangkan potensi umat agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Disamping itu, banyaknya tindak kriminal yang dilakukan para remaja disinyalir sebagai akibat dari tidak berhasilnya Pembinaan Akhlaq dan Budi Pekerti pada siswa. Kegagalam pembina akhlaq akan menimbulkan masalah yang sangat besar, bukan saja pada kehidupan bangsa saat ini tetapi juga masa yang akan datang.
Untuk itu harus ada upaya pembinaan terhadap anak di sekolah ataupun di luar sekolah, baik itu oleh orang tua atau guru sebagai pendidik, Upaya tersebut agar dilakukan dalam hubungan kerjasama yang harmonis, baik memalui pendidikan dalam keluarga maupun pendidikan (pembinaan mental) yang ada di masyarakat. Namun pada kenyataannya terlihat, tidak sedikit kendala untuk mewujudkan kerjasama semacam itu baik dikarenakan tingkatan pendidikan orang tua yang rendah, kesibukan orang tua, maupun linkungan masyarakat yang kurang menunjang. Disamping banyaknya, orang tua yang apriori terhadap pendidikan anak, bahkan ada orang tua yang tersinggung ketika menerima laporan mengenai keburukan tingkah laku anaknya, Terlepas dari permasalahan diatas, peneliti ingin mencari gambaran yang kongkrit dan akurat mengenai manfaat peran serta tokoh masyarakat dan Guru pendidikan Agama Islam dalam membina akhlaq seorang anak sehingga dapat memberikan kontribusi bagi keberhasilan pendidikan itu sendiri.
Ibnu Katsir Rah.a, telah mengatakan dalam kitab tafsirnya bahwa luqman berpesan kepada putranya sebagai orang yang paling disayanginya dan paling berhak mendapat pemberian paling utama dari pengetahuannya. Oleh karena itulah, luqman dalam wasiat pertamanya berpesan agar anaknya menyembah Allah semata, tidak mempersekutukan-Nya sesuatu apapun seraya memperingati kepadanya: Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar" (Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha mengetahui.
Ibnu Katsir Rah.a, juga mengatakan bahwa seandainya amal sekecil dzarrah itu dibentengi dan ditutupi berada didalam batu besar yang membisu atau hilang dan lenyap di kawasan langit dan bumi, maka sesungguhnya Allah pasti akan membalas-Nya. Demikianlah karena sesungguhnya Allah tiada sesuatupun yang tersembunyi bagi-Nya dan tiada sebutir dzarrah pun, baik yang ada dilangit maupun dibumi, terhalang dari penglihatan-Nya. Oleh sebab itulah, Luqman terus-menerus memberikan pengarahan kepada putranya dalam pesan selanjutnya.