Revolusi Sosial, gimana dengan PII? - PII NTB
News Update
Loading...

Rabu, 01 Juli 2020

Revolusi Sosial, gimana dengan PII?


Masyarakat adalah bentuk kedinamisan dan berubah dari waktu ke waktu. Sejarah merupakan saksi bagi banyak perubahan masyarakat di dunia ini. Negara-negera Eropa berubah dari negara teokrasi ke negara-bangsa yang sekuler. Rusia berubah dari sistem feodal ke sistem komunis, dari komunis berubah menuju kapitalis. Perubahan di Turki dari sebuah negara Islam (Khilafah Islam) menjadi negara republik-sekuler.


Ada beberapa hal yang sama dari beberapa perubahan tersebut. Antara lain, perubahan diatas bersifat revolusioner. Dalam pengertian terjadi perombakan yang mendasar dan menyeluruh dari masyarakat tersebut yang tercermin dalam dasar ideologi negara dan bentuk negara. Perubahan diatas juga, bukanlah perubahan yang sifatnya individual. Dalam pengertian bahwa perubahan itu tidaklah terjadi lewat perubahan dari individu ke individu, sehingga berubahnya individu-individu dalam masyarakat tersebut menyebabkan secara otomatis terjadi perubahan masyarakat.

Perubahan Rusia menjadi negara komunis, bukanlah diawali dari perubahan individu-individu masyarakat Rusia. Namun diawali oleh adanya ide komunis yang dianut oleh sekelompok orang (group of people) yang mengambil alih negara dan merubah masyarakatnya (secara paksa) agar sejalan dan mengikuti ide mereka (komunis). Ketika revolusi Bolsheviks mengambil alih kekuasaan tersebut, kelompok tersebut bukanlah mayoritas dan bukan pula mencerminkan pandangan mayoritas (mayority view). Demikian pula perubahan dari komunis ke kapitalis bukanlah berasal dari bawah (buttom up), tapi lebih bersifat dari atas (top down) dengan perestroika dan glasnot-nya.

Mirip dengan itu, Eropa tidak berubah dari masa kegelapan (the dark age) ke masa pencerahan dengan perubahan dari individu ke individu. Namun perubahan diawali dari munculnya sekelompok orang pemikir dan philosof yang tercerahkan. Mereka melakukan pertarungan pemikiran , mengkritik para bangsawan dan pendeta. Mereka juga secara instens menyadarkan masyarakat tentang kerusakan sistem teokrasi. Sampai kemudian pengaruh mereka berhasil menghantarkan mereka pada kekuasaan. Pertarungan pemikiran dan pengaruh tersebut terjadi terus menerus , sampai kemudian terjadi ‘gerakan massa’, seperti yang terjadi pada revolusi Perancis.

Daulah Khilafah (Turki) berubah menjadi negara sekuler, bukanlah karena kelompok Turki Muda (Young Turk) merubah tiap-tiap individu rakyat. Turki Muda dibawah pimpinan at Tartuk, menguasai Turki setelah didukung oleh kekuatan imperialis Inggris. Dengan cara itu kemudian mereka merombak bentuk negara dan hukum yang berlaku. Masyarakat kemudian dipaksa untuk menerima itu.

Demikian juga perubahan masyarakat yang terjadi di jazirah Arabia yang dipimpin oleh Rosulullah SAW. Muhammad SAW dibawah perintah wahyu, merubah masyarakat kesukuan (tribal society) menjadi masyarakat Islam. Dan kemudian menjadi kekuatan global dunia yang sangat dahsyat.


1. Perubahan parsial/personal atau perubahan menyeluruh ?

Melihat persoalan yang dihadapi oleh Rosulullah merupakan problem sosial, maka sangatlah beralasan kalau perubahan yang dilakukan oleh Rosulullah juga adalah perubahan sosial yang mendasar dan menyeluruh bukan individual dan parsial. Lewat bimbingan wahyu Rosulullah melakukan perubahan secara menyeluruh dan mendasar (inqilabiyah) bukan individual dan parsial. Rosulullah juga bukan merubah individu masyarakat satu persatu, atau menunggu individu masyarakat Mekkah berubah dulu semua. Berdasarkan apa yang dilakukan oleh Rosullah, pandangan perubahan gradual dari individu, keluarga, masyarakat kemudian negara tidak terbukti sama sekali.

Rosulullah mengawali perubahan masyarakat dengan merubah keyakinan mendasar mereka (aqidah). Aqidah Islam ini kemudia menjadi dasar dari perubahan individu maupun masyarakat (spritual maupun politis). Rosulullah juga melakukan perubahan nilai-nilai dan hukum yang berlaku di Masyarakat secara menyeluruh. Perkara penting lain yang dilakukan oleh Rosulullah adalah merubah struktur pemerintahan pada waktu itu, menjadi pemerintahan dan bentuk negara yang didasarkan pada Islam. Perubahan ini sangat penting karena negara dan pemerintahan adalah penguasa yang akan menerapkan seluruh hukum dan menjaga nilai-nilai yang berkembang di tengah masyarakat secara menyeluruh.


2. Aksi reformasi individual atau kolektif ?

Perubahan yang menyeluruh tentunya menuntut aksi pemecahan yang menyeluruh juga, tidak bisa secara individual atau parsial. Melihat perubahan yang harus dilakukan oleh Rosulullah adalah perubahan yang menyeluruh, aksi yang dilakukan juga tentunya bukanlah aksi individual. Dalam pengertian Rosullah bukanlah menunggu perubahan individu seluruh masyarakat terlebih dahulu. Tidak ditemukan bukti sama sekali bahwa Rosululah melakukan perubahan dari satu individu ke individu yang lain, sampai seluruh masyarakat Makkah pada waktu itu menjadi muslim.

Ketika Rosululah mendapat tanggung jawab untuk menyebarluaskan Islam, saat itu Rosulullah saw mengumpulkan orang-orang disekitarnya yang mengimani misi kenabian yang dibawanya. Rosulullah SAW mengajak masyarakat tanpa menunggu terlebih dahulu seluruh keluarganya atau sanak saudaranya untuk mengimani misi kerosullannya terlebih dahulu. Rosul misalnya tidak menunggu pamannya Abu Thalib masuk Islam dulu, baru kemudian dakwah ke luar keluarga.

Rosulullah saw ketika memulai dakwahnya di Mekkah, namun tidak menunggu seluruh individu masyarakat Mekkah mengimaninya. Rosul juga mengajak orang-orang di luar Makkah untuk mengimani risalahnya, seperti pemuka-pemuka Madinah atau Thaif. Bahkan ketika Rosulullah menegakkah negara Islam di Madinah, tidak semua penduduk Madinah beragama Islam. Pada waktu itu Madinah dihuni oleh tiga kelompok besar. Pertama, kelompok muslim dari kalangan Muhajiran dan Anshor. Jumlah mereka mendominasi penduduk Madinah. Kedua, kelompok musrik yang terdiri dari Bani Aus dan Khajraj yang belum memeluk agama Islam. Ketiga, kelompok Yahudi yang terbagi dalam empat golongan. Satu bermukim dipusat kota Madinah(Bani Qainuqa), dan tiga golongan lainnya bermukim di pinggiran kota Madinah (Bani Nadhir, Khaibar dan Quraizhah). Dengan demikian tidak ada bukti untuk mengatakan bahwa Rosulullah SAW merubah masyarakat dengan perubahan dari individu ke individu.


3.Kelompok ritual-sosial atau kelompok ideologis-politik ?

Setiap perubahan pastilah memerlukan agen perubahan (chance agency). Perubahan yang bersifat menyeluruh mulai dari akar, landasan masyarakat dan pemerintahan, nilai-nilai dan sistem hukum, sampai instutusi negara dan pemerintahan, tentunya membutuhkan agen perubahan yang bersifat ideologis-politik. Agen ini bersifat ideologi karena dia melakukan perombakan terhadap seluruh tatanan nilai sampai aturan yang praktis di sebuah masyarakat. Bersifat politik karena perubahan ini dalam konteks perubahan pengaturan masyarakat secara menyeluruh yang membutuhkan kekuasaan oleh satu institusi negara. Karena itu dalam sejarah perubahan yang terjadi di Eropa dari teokrasi ke sekuler, di Rusia dari feodal ke komunis dilakukan oleh agen-agen perubahan yang bersifat ideologis-politis. Bukan kelompok-kelompok ritual- sosial.

Demikian pula yang dilakukan oleh Rosullah bersama sahabat-sahabatnya. Kelompok Rosulullah adalah kelompok yang bersifat ideologis-politik sehingga bisa disebut sebagai partai politik. Hal ini karena Rosulullah melakukan perubahan yang menyeluruh dan mendasar dari pandangan hidup, nilai-nilai masyarakat, aturan masyarakat, sampai institusi-institusi politik maupun sosial di masyarakat pada waktu itu. Dalam ilmu sosiologi apa yang dilakukan oleh Rosulullah ini sering disebut revolusi

Jadi, merubah masyarakat tidak bisa dengan hanya mengubah individunya. Karena masyarakat bukanlah sekedar kumpulan individu. Masyarakat terdiri dari individu-individu yang diikat bersama oleh pemikiran umum tertentu yang ditegakkan dan disebarluaskan oleh negara. Rosullah tidak melakukan perubahan dari individu ke individu, atau menunggu seluruh individu berubah terlebih dahulu, tapi Rosulullah melakukan perubahan pemikiran dan perasaan di tengah masyarakat yang kemudian ditegakkan dan dipelihara dengan kekuasaannya sebagai kepala negara.


Revolusi oleh Pelajar Islam

Saat ini dan sejarah perjalanan indonesia telah banyak diwarnai dengan gerakan pelajar yang sangat revolusioner saat itu dan dimasa sekarang, kita masih ingat dengan Budi Utomo pra-kemerdekaan, Pelajar Islam Indonesia (PII) pasca-kemerdekaan dan dimasa sekarang kita mengenal PII sebagai gerakan pelajar yang tidak memiliki kharismatik dan kekuatan untuk melakukan perubahan mendasar pada negara ini. Sehingga, saat ini kita pun akan melihat PII diberbagai wilayah dengan permasalahan yang sama dan tidak memiliki konsep perubahan Internal yang tidak kongkrit, maka keadaan ini pun tetap berlangsung dari tahun ketahun, dan milis ini pun berjudul kapan PII maju, sebuah judul yang jujur pada sejarah perdaban oleh PII sendiri.

Akankah PII melakukan revolusi, menilik dari perjuangan yang selama ini diagung-agungkan? Revolusi seperti apakah yang akan dilakukan? Saya harap ini dijawab bagi semua civitas PII, yang merasa berjiwa revolusioner, yang merasa memiliki PII, yang merasa telah ‘kuliah’ di PII, atau para instruktur PII yang tercinta.

SALAM PERJUANGAN UNTUK KEBEBASAN…


*ini hanya pemikiran pribadi

_______________
Diterbitkan tanggal 4 Februari 2008 - diterbitkan ulang 1 Juli 2020 - Semoga bermanfaat

Share with your friends

DONASI SEKARANG Donasi anda akan digunakan untuk kepentingan dakwah melalui PW PII NTB seperti mendanai kegiatan PII, perpanjang domain dan optimalisasi website. Jazakumullahu Khairan.

2 komentar:

  1. Saya mau -sedikit- menjawab (karena Penulis bertanya, ya ta jawab):
    ---------------
    Akankah PII melakukan revolusi, menilik dari perjuangan yang selama ini diagung-agungkan?
    >> sulit, tapi bisa
    Seseorang bergerak berubah terarah diawali dengan kebenaran konsep yang tertanam di otaknya. Tentulah untuk menwujudkan keinginan REVOLUSI yang shahih diperlukan chip di otak yang berisi konsep revolusi yang shahih. Maka mengkaji Islam sebagai penggerak revolusi mutlak dilakukan. Kesulitan yang tentu dialami adalah ketika mau revolusi, tapi tidak berada pada kelompok yang disetting sejak awal sebagai kelompok 'ideologis politis' -saya meminjam istilah penulis. Jika kita merasakan kelompok kita tidak ideologis politis, maka anda yang di dalamnya (yang sadar) bertugas 'menyeru' dan menyadarkan serta berkomitmen mengubahnya menjadi gerakan ideologis politis. Tanpa itu, kita cuma bercita-cita.
    ===============
    Revolusi seperti apakah yang akan dilakukan?
    >> tentulah REVOLUSI ala Nabi Muhammad SAW
    ================
    Ayo civitas PII, yang merasa memiliki PII, telah ‘kuliah’ di PII, atau para instruktur PII, bangkit dengan kebangkitan hakiki. Saat dan setelah di PII menjadi pejuang ideologis revolusioner. Sekedar mengingatkan, jangan terkoptiasi oleh Kapitalisme pragmatis.
    ---------------

    Sapto.
    (pernah nyantri di Ponpes at-Tholabtul Islamitul)

    BalasHapus
  2. Menurut saya revolusi yang terjadi di Iran sudah cukup menyadarkan kita sebagai pelajar Indonesia.
    Bahwa Dasar hukum dan dasar negara yang terbaik adalah yang berasal dari Al-quran dan hadis nabi.

    Revolusi di Indonesia sangat memungkinkan terjadi. Di masa sekarang dimana rakyat sengsara akibat kenaikan BBM, dan juga tingginya angka kemiskinan di Indonesia. Serta Melihat kenyataan bahwa Indonesia adalah negara dengan penduduk yang beragama Islam terbesar di dunia, maka revolusi Islam tinggal menunggu waktunya.

    Pelajar mempunyai peran besar dalam revolusi sosial suatu negara. Menjawab pertanyaan penulis "Akankah PII melakukan revolusi?" Maka jawabannya sangat mungkin. Revolusi tidak akan terjadi jika tidak ada yang memulainya, selain itu revolusi2 yang terjadi di dunia biasanya mempunyai pemikiran atau tokoh yang dijadikan acuan revolusi mereka.

    Jadi PII bisa melakukan revolusi apabila mempunyai pemikiran atau ideologi yang seusai dan di dukung oleh masyarakat.

    BalasHapus

STRUKTUR ORGANISASI

ARI SEPTIAWAN

Ketua Umum Pengurus Wilayah Pelajar Islam Indonesia Nusa Tenggara Barat Periode 2023-2025

GINA HAEROUMMAH

Ketua I Bidang Kaderisasi

AHMAD FAHREZI

Ketua II Bidang Pengembangan dan Pemberdyaan Organisasi

ARYA NAQSABANDI

Ketua III Bidang Komunikasi Ummat

ABIYYUZAKI SYUKRON

Sekretaris Umum

IKHSAN MAULANA

Bendahara Umum

UMMARROH ANSYARIAH

Ketua BO KOORWIL PII Wati

SAFIRA RAHMAH

Sekretaris dan Bendahara BO

BAIQ RIA HIDAYATI

Kadiv Kajian Isu Strategis dan Eksternal

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done