PII NTB: Kajian Online
News Update
Loading...
Tampilkan postingan dengan label Kajian Online. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kajian Online. Tampilkan semua postingan

Senin, 06 Juli 2020

Notulensi Ngobrolin Feminisme Koordinator Wilayah Korps Pelajar Islam Indonesia (PII) Wati Nusa Tenggara Barat



Dapatkan notulensi kajian dalam bentuk PDF, untuk memudahkan pembaca.


Atau lanjut membaca di bawah sini.
Tanggal Kajian : Jum’at, 3 Juli 2020
Jenis Kajian : Online
Waktu Kajian : 20.00 - 22. 30 WITA
Tema Kajian : Feminisme dalam Sudut Pandang Islam
Moderator : Siti Nurtadahlia
Pemateri : Pemateri 1 : Yanti Febrianti
Pemateri 2 : Lata Mau Sandi
Peserta : 90 Orang

Hasil Acara
  1. Pembukaan
Kajian dibuka oleh moderator pukul 20.00 WITA

  1. Penyampaian Materi

Penyampaian Materi Oleh Pemateri Pertama Yanti Febrianti

Ketika mendengar kata feminis yang terpikirkan adalah perempuan yg ditindas, tak punyak hak, dan dari itu harus diperjuangkan haknya. Sehingga lahirlah istilah kesetaraan, emansipasi, dan keadilan. Istilah-istilah tersebut sangat femiliar ketika kita menyebut atau menulis kata femisme di layar pencarian google.
Kata feminisme dlm KBBI bermakna gerakan wanita yg menuntut persamaan hak sepenuhnya antara kaum wanita dan pria. Feminisme berasal dari bahasa latin, Femina atau feminis yang merupakan kombinasi dari kata fe berarti iman dan Mina yang artinya kurang, jadi Femina artinya kurang iman. Persamaan ini membuktikan bahwa di barat perempuan dianggap sebagai yg kurang iman, dalam pemahaman tentang penemuan sekunder atau kedua setelah laki-laki. Kata "isme" berasal dari bahasa Yunani yang menandakan paham, pembicaraan atau kepercayaan. Sementara pengertian feminisme adalah sebuah gerakan yang dilakukan oleh kaum perempuan yang menuntut emansipasi atau menyetujui dan keadilan yang setara dengan para laki-laki. Orang yg mendukung dan memperjuangkan gerakan feminisme disebut feminis.
Feminis memperjuangkan kesamaan hak antara laki -laki dan perempuan yg biasa kita dengar atau baca dgn istilah kesetaraan gender.
Misal: hak perempuan mendapatkan waris, berpendidikan tinggi seperti laki-laki, bekerja seperti laki-laki.
Feminisme muncul pada awal abad ke 16. Gerakan ini bermula di dunia barat. Gerakan ini muncul karena di masa itu perempuan barat ditindas oleh laki-laki dalam keluarga, pemuka agama maupun penguasa. Mereka tidak memiliki hak waris, sekolah, bahkan bekerja. Perempuan dianggap pajangan dan pemuas nafsu.
Tiga gelombang dalam gerakan feminis
1. Edukasi: Skill domestik
2. Politik : Hak tubuh dll
3. Wanita vs laki-laki : Wanita dan laki-laki sama-sama dieksploitasi oleh sistem

Saint Paulus pun menilai bahwa perempuan adalah makhluk kelas dua, raja James 1 dari kerajaan Inggris memvonis banyak wanita adalah nenek sihir. Di Amerika, sewaktu mengisyaratkan deklarasi kemerdekaan 1776 telah menyebutkan "all man are created equal ( semua manusia diciptakan setara)"

Di Indonesia gerakan femisme tercium dr tahun 1920 yaitu dalam sastra emansipasi ditandai dengan hadirnya novel-novel terbitan balai pustaka.
Pada tahun 1928 ada kongres perempuan pertama di Jogja. Pada tahun 1935 kongres perempuan ke 2 di Jakarta. Kemudian yang sangat fenomenal adalah muncul tokoh RA Kartini dimana Kartini dikisahkan sangat terdzolimi, menjadi istri ke 2, menggugat poligami yg terjadi pada saat itu, mengisahkan pendidikan perempuan yg rendah lalu ia bergerak mengajari perempuan membaca dan terkenal lah Kartini sebagai tokoh feminis Indonesia.
Terdengar juga istilah patriarki dan Kartini dijadikan sebagai icon feminis indonesia.

Ada kah yang salah dengan perjuangan itu?
Tentu saja salah. Apa yg salah?
Suatu hal yang salah dari gerakan feminis adalah worldview nya.
Dimana worldview feminis meniadakan fitrah perempuan.
Salahnya (red. World view) adalah cara pandang laki-laki terhadap perempuan dan perempuan yang mengganggap bahwa dia harus sama dan setara dengan laki-laki. Fitrah perempuan adalah menjadi hamba yang sholihah, istri yang mematuhi suami( kecuali suami yang mengajak berpaling dari Allah) mendidik anak, taat kepada ortu dan bermanfaat bagi semesta.
Berbicara tentang hak, peran, dan tanggung jawab yang melekat pada laki -laki dan perempuan itu sebagaimana ia sebagai seorang manusia. Tak ada perbedaan. Sholat, puasa, zakat, dsb. Dalam islam, perbedaan peran dalam hal hak, peran dan tanggung jawab antara pria dan wanita semua itu di disebut adil.
Tentu saja Islam bukan feminis dan tidak ada feminis dalam Islam. Islam adalah Islam dan feminisme adalah feminisme. Dalam Islam, konsep adil berbeda dengan konsep setara maka dari Islam tidak pernah feminis/feminisme.
Terkait Kartini, itu tidak sebagaimana yg beredar. Sejarah Kartini tidak sampai disitu saja. Kartini dengan pemikirannya itu masih ada lanjutannya. Cerita Kartini itu berlanjut, Kartini muda bertemu dengam kiyai Soleh dara lalu belajar Al-Qur'an dari beliau. Pemikirannya mulai berubah. Perjuangan mencerdaskan perempuan itu terus berlanjut, tetapi tidqk lagi dengan tuntutan bahwa perempuan juga harus setara dgn laki-laki karena memang perempuan harus cerdas. Ada kesalapahaman terkait Kartini yg tidak kerudungan. Hal tersebut karena ia belum sempat belajar ayat yang berkaitan dengan aurat keburu kiyai Soleh dara meninggal. Hal ini seakan terkubur oleh kaum feminis.


Senin, 20 April 2020

Visi dan Misi Dakwah Pelajar Islam Indonesia (PII) Oleh: Lata Mau Sandi


Teman-teman yang dirahmati Allah, pernah nggak kita ada di satu titik kebingungan dan kebosanan atas apa yang kita lakukan? Dalam konteks ber-PII (melakukan kegiatan dalam organisasi Pelajar Islam Indonesia), pernah punya pertanyaan-pertanyaan gini 

“Sebenarnya aku nyari apa sih ikut gabung di PII ? "


“Aku di PII bakal dapet apa ? ”


“Kok aku merasa gini-gini aja sih di PII ” dan pertanyaan-pertanyaan kegalauan lainnya. 

Sebenarnya hal tersebut adalah wajar, apalagi kita aktif ber-PII ketika di usia remaja, sebuah fase dimana kita akan mempertanyakan tujuan apa yang kita lakukan. Akan tetapi, hal ini akan menjadi tidak wajar jika dibiarkan berlarut-larut dan membuat diri kita tidak produktif.

Maka pertanyaan-pertanyaan tersebut harus segera dijawab, sehingga kita yakin akan apa yang kita lakukan. Jika memang teman-teman masuk Pelajar Islam Indonesia (PII) karena terjebak, nyasar, dan berbagai alasan ketidaksengajaan lainnya, percayalah bahwa “terjebak” di PII adalah salah satu skenario Allah yang sangat indah. Itu berarti Allah memilih kita menjadi satu di antara sekian banyak manusia untuk dapat berdakwah melalui wadah ini. Tinggal kemudian teman-teman menemukan keyakinan yang teguh untuk belajar mengemban misi dakwah di PII. Jika tidak kunjung menemukan? maka buatlah! Tumbuhkan saja keyakinan itu. Karena keyakinan tak selalu dapat dari mencari, justru ia ada dan tumbuh dari dalam diri.

Teman-teman tentu tidak asing dengan Visi PII berikut:

“Kesempurnaan pendidikan dan kebudayaan yang sesuai dengan Islam bagi seluruh bangsa Indonesia dan ummat manusia” Kemudian teman-teman pasti bertanya, kenapa pendidikan? Kenapa kebudayaan?

Jawabannya adalah Karena melalui pendidikan dan kebudayaan yang benar lah, manusia dapat menjalankan peran dan fungsinya di dunia. Dapat mengejawantahkan hakekat darimana, untuk apa, dan kemana dia hidup lho kok bisa? mari kita rinci satu per satu.

HAKEKAT MANUSIA

Fitrah manusia adalah tunduk kepada Allah, sudah hukum alam bahwa makhluk tidak bisa keluar dari ketentuan pencipta. Manusia hidup di bumi untuk menjalankan perannya sebagai abdullah (hamba Allah), Allah Subahanau Wa Ta'ala berfirman,

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَا لْاِ نْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku." (QS. Az-Zariyat 51: Ayat 56)

Bahwa segala hal yang kita lakukan adalah bentuk ibadah kita kepada Allah. Bentuk ibadah kepada Allah ini tidak terbatas pada kegiatan ritual, akan tetapi lebih luas pada setiap aspek kehidupan kita. 

Di sisi lain, Allah mengamanahkan kita untuk dapat mengelola dan memakmurkan bumi tempat kita tinggal dan berpijak, Allah Subahanahu Wa Ta'ala berfirman,

وَاِ ذْ قَا لَ رَبُّكَ لِلْمَلٰٓئِكَةِ اِنِّيْ جَا عِلٌ فِى الْاَ رْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَا لُوْۤا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَآءَ ۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَـكَ ۗ قَا لَ اِنِّيْۤ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ

"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, Aku hendak menjadikan khalifah di bumi. Mereka berkata, Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu? Dia berfirman, Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 30)

Ini adalah sebuah amanah besar yang dilakukan. Kesediaan kita mengelola bumi adalah bentuk dari penghambaan mendasar kita kepada Allah SWT.

Dalam menjalankan amanah khalifatullah fil ardh (pemimpin di muka bumi), manusia dibekali kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lain, yaitu: akal yang terdiri dari fikir dan kalbu. Akal inilah yang digunakan manusia untuk membedakan benar dan salah, untuk mengimani dengan segenap keyakinan. Kemudian manusia menggunakan akal untuk memahami realitas kehidupan, dan merekayasanya untuk dapat diolah menjadi sebuah tatanan yang makmur dan berkelaanjutan.

TUJUAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM & KAITANNYA DENGAN DAKWAH PII

Indikasi kesuksesan beribadah dan mengelola bumi adalah dengan terwujudnya Islam rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi seluruh semesta). Islam yang bermanfaat dan memberikan keselamatan pada alam, islam yang syamil (menyeluruh), kamil (sempurna) dan muttakamil (saling menyemurnakan). Hal ini akan tergambarkan dalam bentuk peradaban yang maju dan berkah.

Tujuan ini dapat diwujudkan melalui manusia yang berkompetensi dalam mengelola bumi. Pembentukan kompetensi ini dilakukan dengan pembentukan sikap, penambahan wawasan, dan bekal keterampilan. Maka tujuan pendidikan dalam Islam adalah untuk membentuk manusia yang dapat menjalankan misi abdullah dan khalifatullah fil ardh yaitu mewujudkan Islam rahmatan lil ‘alamin. Pendidikan dalam islam akan membentuk pribadi manusia yang senantiasa Dzikir, Fikir, dan Beramal Sholeh . Manusia yang utuh adalah apabila dia mampu mengoptimalkan fikir nya sesuai dengan arahan pendidikan Allah SWT melalui Qur’an, kemudian dia meyakininya dan senantiasa beriman terhadap Pencipta (dzikr). Dzikr dan fikr ini kemudian diejawantahkan dalam amal yang benar.

Amal adalah sebuah kebudayaan yaitu sebuah kegiatan atau karya yang dilakukan terus menerus dan turun menurun. Sehingga menjadi kebiasaan dan karakter manusia dan masyarakat. Kebudayaan yang berkualitas adalah yang terlahir dari keimanan dan fikiran yang matang sehingga bisa melahirkan karya yang memberikan manfaat bagi seluruh ummat manusia.

Maka Visi dakwah Pelajar Islam Indonesia (PII) adalah mewujudkan manusia yang fikr, dzikr, dan amal sholeh melalui proses pendidikan yang benar yaitu sesuai dengan Islam. Proses pendidikan yang benar akan melahirkan kebudayaan yang benar dan melahirkan peradaban yang rahmatan lil ‘alamin yang menjadi rahmat dan keselamatan bagi seluruh ummat manusia

MISI PELAJAR ISLAM INDONESIA (PII) UNTUK MEWUJUDKAN SEBUAH TUJUAN MULIA

Dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang sesuai dalam Islam, harus ada upaya sadar dan simultan. Tahapan-tahapan pendidikan dalam Islam adalah sebagai berikut:
  1. Pengenalan melalui seluruh indera manusia, lalu penyimpulan secara logis sebagai suatu konsep.
  2. Kesimpulan sebuah konsep harus meningkatkan keimanan manusia yang bisa dicapai melalui proses tazkiyatun nafs (penyucian nafsu atau pemberishan jiwa)
  3. Keimanan manusia ini harus diwujudkan dalam amal sholeh yang bermanfaat bagi dirinya maupun manusia lain.
Upaya ini harus dilakukan terus menerus, simultan, menyeluruh, dan turun menurun. Proses inilah yang disebut dengan proses kaderisasi

Pelajar Islam Indonesia sebagai organisasi ingin menjadi salah satu mata rantai yang mewujudkan karakter manusia yang dzikr, fikr dan amal sholeh. Sebagai organisasi PII menyadari bahwa ia tidak berada dalam lingkar pertama dan kedua proses pendidikan yaitu rumah dan pendidikan formal. Maka PII adalah alternatif pelengkap dalam membentuk citra diri manusia yang utuh. Dalam menjalankan misinya, Pelajar Islam Indonesia merupakan organisasi pengkaderan yang menjalankan misi pendidikan secara utuh, simultan, terus menerus, dan turun menurun terhadap kadernya.

Misi pengkaderan ini dilakukan dengan berbagai program dan kegiatan pembinaan yang secara garis besar dikelompokkan dalam tiga jalur: training, ta’lim dan kursus. Kemudian kader yang telah mendapatkan pembinaan dilatih untuk dapat menerapkan apa yang ia pelajari dalam bentuk keaktifan berstruktur. Dalam berstruktur, kader akan menemukan banyak dinamika, permasalahan. Maka kader dituntut untuk dapat menyelesaikan masalah dan memberikan solusi-solusi, agar kader siap untuk memberi teladan ketika diterjunkan di masyarakat nantinya.

Kader yang telah berlatih di PII ini, diharapkan mampu menjadi sosok yang Ideal yang mempunyai sifat dan kinerja yang mencerminkan seorang muslim yang dzikr, fikr, dan amal sholeh. Dalam PII sifat tersebut diterjemahkan sebagai berikut: 
  1. Muslim, dalam arti memiliki sikap ketundukan hanya kepada Allah saja dalam arti konsepsi dan cara pandang, sikap dan aktualisasi berada dalam garis bimbingan dan ridla Allah. 
  2. Cendekia, dalam arti upaya meneladani sifat fathonah nabi, sehingga memiliki wawasan dan antisipasi yang luas serta kerangka metodologi yang kuat sehingga dapat menangkap dan memahami keberanan, mengkonseptualisasi dan mengaktualisasikannya secara komprehensif. Cendekia juga berarti kader PII akan mampu memahami Islam dan berbagai hal dengan dinamis. 
  3. Pemimpin, berarti memiliki sikap dan kemampuan sebagai seorang pemimpin yang berani dan bertanggung jawab, yang mampu mengambil keputusan secara tepat dan mengelola potensi lingkungan- nya menjadi suatu bernilai dalam aktualisasi kekhalifahannya.
Jadi kesimpulannya, jika teman-teman ber-PII maka teman-teman telah menjadi bagian dalam proses pembentukan citra diri kader yang ideal. Minimal teman-teman harus mempunyai kinerja yang dimau oleh PII. Sehingga teman-teman siap terjun ke masyarakat dan menjadi pelopor-pelopor dalam mewujudkan Islam rahmatan lil alamin.

Dakwah di PII mempunyai tujuan yang mulia, tujuan dan konsep besar ini harus dapat diterjemahkan dalam bentuk aksi-aksi sekecil apapun itu. Jadilah kader idealis yang mampu menjadi teladan bersikap dan bertindak di masyarakat pelajar dan masyarakat umum.

Dakwah itu mengajak.  Mengajak itu tentu saja harus dengan cara-cara yang ahsan (baik). Jika berproses dalam PII-mu merasa ada yang mengganggu, berarti ada yang kurang ahsan dalam caramu mengajak.

Sebenarnya, ada atau tidak adanya peran kita. Bahkan ada atau tidak adanya PII, Islam akan pasti mencapai kejayaannya. 

Hanya saja, jalan yang kita tempuh ini sebagai bentuk keberpihakan kita. Apakah kita mau menjadi salah satu yang mengusahakan kejayaan Islam, atau hanya sebagai penonton saja?

Allah telah memilih kita menjadi bagian dari perintis kejayaan agama ini.

Bersyukurlah dan berbangga lah.

Jangan pernah minder jadi aktifis Muslim. 

Jadilah teladan, jadilah inspirasi.

KETERANGAN
Tanggal Kajian : Sabtu, 18 April 2020
Pemateri : Kanda Lata Mau Sandi (PB PII Bidang Kaderisasi)
Tema Kajian : Visi dan Misi Dakwah Pelajar Islam Indonesia
Jenis Kajian : Online
Waktu Kajian : 21.00 - 23.05 WITA
Moderator : Ahmad Ali Syahbana

Sabtu, 18 April 2020

Sisi Lain Sayyidah Aisyah Radhiallahu Anha Oleh: Ustadz Edgar Hamas


Viral ya lagu Ibunda Aisyah dimana-mana. Berhari-hari YouTube penuh dengan trending video aransemen lagu Sayyidah Aisyah, mulai dari Syakir Daulay, Sabyan Gambus sampai bahkan Brisia Jodie pun ikut menyanyikannya. Lirik lagunya memang kekinian banget. Deskripsi Ibunda Aisyah dengan romatikanya bersama Rasulullah, dilantunkan akhirnya oleh banyak anak-anak muda.

Satu sisi, banyak yang akhirnya mulai berkenalan lebih dekat dengan Sang Ibunda; siapakah Sayyidah Aisyah? Bagaimana hidupnya? Apa saja kehebatannya? 

Namun di satu sisi, ada sebuah nasihat dari Buya Yahya yang menyejukkan jiwa. Lagu itu ditulis dengan maksud baik, dengan alasan yang baik, namun barangkali cara penyampaiannya kurang beretika pada Ibunda Aisyah dengan terlalu menitikberatkan pada sisi fisiknya. Padahal sejatinya, sebagaimana kata beliau, "kalau kita sayang pada ibu kita atau saudari kita, kita tidak akan mungkin mau menceritakan berlebihan fisiknya pada orang lain." Di sisi lain, beberapa redaksi lagu seperti "Sungguh sweet Nabi mencintamu, Hingga Nabi minum di bekas bibirmu", sejatinya tidak terlalu pas dengan maksud hadits yang sebenarnya hanya menjelaskan "bekas gelas" bukan "bekas bibir."

Yah, ala kulli haal, bukan untuk membedah lagu itu kita membahas ini. Kita perlu bersyukur pada Allah bahwa ini barangkali cara di antara cara-cara-Nya agar banyak lagi muslimah yang makin kenal wanita hebat ini.

Wanita yang dideskripsikan oleh Rasulullah ketika seseorang bertanya padanya, "siapa manusia yang paling engkau cinta wahai Rasulullah ﷺ ?"

Apa jawabannya?

Beliau ﷺ menjawab, "Aisyah.", Seseorang itu bertanya lagi, "kalau dari kalangan laki-laki?" Dan Rasulullah ﷺ menjawab, "ayahnya." (HR Tirmidzi 4264)

Fakta-fakta Tentang Ibunda Aisyah

  1. Tahukah kamu? bahwa Ibunda Aisyah dinikahi oleh Rasulullah ﷺ setelah kemenangan Kaum Muslimin di Perang Badar. Pernikahan ini terjadi di Bulan Syawwal 2 Hijriah, sebulan setelah Badar dan menjadi sangat fenomenal karena Kaum Muslimin sedang dalam keadaan yang bahagia atas anugerah pertolongan Allah di pertempuran heroik itu.
  2. Tahukah kamu? Bahwa Ibunda Aisyah terkenal dengan kedermawanannya pada penduduk Madinah dan mengutamakan kepentingan umat dibandingkan kepentingan pribadi. Suatu hari Ummu Durrah memberikan hadiah 100 ribu dirham kepada Ibunda Aisyah, kemudian beliau membagikannya seluruhnya pada orang-orang padahal beliau sedang berpuasa. Ummu Durrah bertanya, "apakah sekiranya Engkau mengambil beberapa dirham untuk membeli daging untuk berbuka?" Bunda Aisyah menjawab, "andai saja kau tadi ingatkan aku, mungkin akan aku lakukan." (Dikisahkan oleh Ibnu Sa'd dalam Thabaqat Al Kubra).
  3. Tahukah Kamu? Ibunda Aisyah terkenal dengan kehebatan ilmu dan kecerdasan hafalannya. Hal itu membuat seorang Ulama Tabiin terkenal bernama Atha bin Abi Rabah rahimahullah berkata, "Ibunda Aisyah adalah salah seorang manusia yang paling dalam Fiqh-nya, yang sangat didengarkan oleh manusia." Kesaksian itu dilengkapi oleh seorang sahabat besar Abu Musa Al Asy'ari Radhiyallahu Anhu, "jika ada sesuatu hadits yang tidak diketahui ilmunya oleh majelis sahabat-sahabat Rasulullah ﷺ, kemudian kami tanyakan kepada Aisyah, maka kami selalu mendapat ilmu darinya." Selain ilmu-ilmu agama, Ibunda Aisyah juga mewarisi kehebatan keperawatan yang diajarkan oleh Ibunda Ummu Ruman. Salah seorang Tabiin masyhur Urwah bin Zubair rahimahullah berkata, "aku tidak pernah melihat orang yang paling hebat pengetahuan tentang halal dan haram, ilmu dan syair, dan juga kedokteran melebihi Ibunda Aisyah."
Sisi Kedua: Ibunda Aisyah Salah Satu Perintis Madrasah Ilmu Pertama dalam Islam

Meskipun Kaum Muslimin membuka banyak sekali negara di kepemimpinan Khulafaur Rasyidin, Madinah tetap menjadi pelita yang didatangi banyak orang untuk menimba ilmu. Masjid Nabawi menjadi lebih ramai oleh murid-murid dari seantero mata angin, seperti Kufah, Bashrah, Mesir, Damaskus, dan kota-kota besar lainnya. Nah, di dekat tempat yang dulunya menjadi kamar Rasulullah ﷺ, saat itu telah berubah menjadi tempat kajiannya Ibunda Aisyah. Disana, banyak orang-orang meminta fatwa, banyak wanita menanyakan pengetahuan Islam dan Ibunda Aisyah menjadi "guru favorit" di Masjid Nabawi tersebut.

Sisi ketiga : Aisyah yang Hebat Ingatannya

Berapa jumlah Hadits yang pernah diriwayatkan oleh Ibunda Aisyah?
Beliau masuk menjadi satu-satunya wanita dari 7 besar sahabat yang memiliki riwayat hafalan terbanyak dari Rasulullah.

Siapa sajakah beliau-beliau ini?

Tujuh  Sahabat Paling Banyak Meriwayatkan Hadits:
  1. Abu Hurairah 5374 hadits
  2. Abdullah bin Umar 2630 hadits
  3. Anas bin Malik 2286 hadits
  4. Aisyah binti Abi Bakr 2210 hadits
  5. Abdullah bin Abbas 1660 hadits
  6. Jabir bin Abdillah 1540 hadits
  7. Abu Said Al Khudri 1170 hadits

Wafatnya Sang Ibunda

Karena jauhnya jarak kita dengan Ibunda Aisyah, kita jadi mendapatkan beberapa riwayat kapankah beliau wafat. Namun semuanya sepakat bahwa Ibunda Aisyah dimakamkan di pemakaman Baqi, yang sekarang sangat dekat dari Masjid Nabawi.

Dikatakan bahwa beliau wafat pada tahun 58 Hijriah di usianya yang ke 67 tahun. Beliau wafat di malam Selasa tanggal 17 Ramadhan dan beliau sebelum wafatnya berwasiat untuk dimakamkan malam-malam. Maka beliau dimakamkan setelah shalat witir dan dishalati oleh orang-orang shalih diantaranya sahabat besar Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu. Dan ada 5 tokoh besar yang turun langsung ke liang lahat memakamkannya: Abdullah bin Zubair, Urwah bin Zubair, Al Qasim bin Muhammad, Abdullah bin Muhammad bin Abi Bakar, dan Abdullah bin Abdurrahman bin Abi Bakar Radhiyallahu Anhum.

Sikap kita pada segala yang viral adalah perlunya selektif; apakah yang viral itu baik buat agama kita, atau sebaliknya. Yang viral belum tentu baik, dan yang baik belum tentu viral. Dan viralnya sesuatu bukan jadi ukuran kita mengikut atau abai.

Kemampuan kita untuk melihat kebaikan dari segala sesuatu itulah yang namanya hikmah. Hikmah adalah Mutiara mahal di segala peristiwa yang sayangnya tak semua orang mau mengambilnya. 

Kembalilah kepada kita; apakah kita termasuk yang melihat Ibunda Aisyah sebagai suri tauladan, atau hanya menjadikannya alasan biar dianggap ikut tren dan update obrolan?

Notulensi Kajian Online Pelajar Islam Indonesia Nusa Tenggara Barat
  • Tanggal Kajian : Jum'at, 17 April 2020
  • Jenis Kajian : Online
  • Pemateri : Ustadz Edgar Hamas
  • Jumlah Peserta : 402 Orang
  • Tema Kajian : Sisi Lain Sayyidah Aisyah Radhiallahu Anha
  • Waktu Kajian : 15.45 – 17.10 WIB
  • Moderator Grup Kajian WA #1 : Dhafin Fadhlul Aidin
  • Moderator Grup Kajian WA #2 : Ria Nurpia

Featured

[Featured][recentbylabel2]

Featured

[Featured][recentbylabel2]

STRUKTUR ORGANISASI

ARI SEPTIAWAN

Ketua Umum Pengurus Wilayah Pelajar Islam Indonesia Nusa Tenggara Barat Periode 2023-2025

GINA HAEROUMMAH

Ketua I Bidang Kaderisasi

AHMAD FAHREZI

Ketua II Bidang Pengembangan dan Pemberdyaan Organisasi

ARYA NAQSABANDI

Ketua III Bidang Komunikasi Ummat

ABIYYUZAKI SYUKRON

Sekretaris Umum

IKHSAN MAULANA

Bendahara Umum

UMMARROH ANSYARIAH

Ketua BO KOORWIL PII Wati

SAFIRA RAHMAH

Sekretaris dan Bendahara BO

BAIQ RIA HIDAYATI

Kadiv Kajian Isu Strategis dan Eksternal

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done