PII NTB
News Update
Loading...

Rabu, 01 Juli 2020

Idea Of Progress Kepemimpinan Pemuda Oleh Rusydi Hikmawan


Bangsa yang sarat kemajuan ialah bangsa yang membutuhkan visi. Ia serupa kekuatan layaknya spirit yang mendorong perubahan. Visi menghasilkan etos. Laku hidup yang dinamis dan progresif menjadi hasilnya. Inilah buah pikiran yang selalu lahir dari cerlang pikiran almarhum Nurcholish Madjid: paling tidak membangun kembali Indonesia butuh satu generasi.

Revolusi Sosial, gimana dengan PII?


Masyarakat adalah bentuk kedinamisan dan berubah dari waktu ke waktu. Sejarah merupakan saksi bagi banyak perubahan masyarakat di dunia ini. Negara-negera Eropa berubah dari negara teokrasi ke negara-bangsa yang sekuler. Rusia berubah dari sistem feodal ke sistem komunis, dari komunis berubah menuju kapitalis. Perubahan di Turki dari sebuah negara Islam (Khilafah Islam) menjadi negara republik-sekuler.

CINTA DAN ILMU


Sekolah dan warna warni cinta sesuatu yang tidak jauh dari kehidupan pelajar. Cinta? Ya cinta. Karena dominasi cinta sebagai penggerak telah terbukti mampu meningkatkan kreatifitas dan kekuatan siapa saja yang mendasari kehidupannya dengan cinta.

Lihat saja kisah Remeo dan Juliet, yang sangup menyerahkan nyawa yang satu-satunya dimiliki untuk sang kekasih. Kisah yang tragis dan naïf juga. Bukan karena hal bodoh, tapi begitulah cinta memberi kekuatan pada kehidupan.

MENILIK TA’DIB PII SEBAGAI KONSEP PEMBERANTASAN KORUPSI


Tikus sebagai gambaran binatang pengerat yang terbiasa mengerat benda sebagai usaha memenuhi kebutuhan hidupnya saja, ternyata tidak seperti dugaan kita. Komputer penulis sempat terganggu penggunaannya, setelah diusut-usut ternyata kabel power komputer yang telah digrogoti oleh binatang pengerat tersebut. Itulah tikus. Gambaran tikus mungkin dapat mewakili seorang koruptor sebagai manusia yang selalu ‘mengerat’ apa saja yang dikira menguntungkan.

Belajar Demokrasi Dari Pengalaman


Minggu 28 Desember 1997 Sdr. Masyhuri, Ketua Umum PB PII 1980-1982, meluncurkan buku "Pak Timur, Menggores Sejarah". Sebuah upaya terpuji dari sekelompok KB PII, sebagai panitia dalam menandai penghargaan jasa Pak Anton Timur Djaelani, pendiri PII (Pelajar Islam Indonesia).


Mungkin tidak salah bahwa semua kader PII, yang sekurang-kurangnya pernah menghadiri peringatan ulang tahun PII, apalagi mereka yang pernah mengikuti sebuah training PII, akan mengenal nama Anton Timur Djaelani dan Yusdi Ghazali. Dua nama yang selalu disebut sebagai pendiri PII.


Demikianlah, saya mengenal nama Anton Timur Djaelani dalam sebuah latihan calon kader PII. Begitu juga diungkapkan oleh Dr. Ir. AM Saefuddin (anggota DPR RI) tentang Anton Timur Djaelani. Nama itu lekat dalam ingatan, bak kata iklan: "ingat PII ingat Anton Timur Djaelani."


Pada saya mencuat rasa bangga, bahwa PII didirikan oleh seorang dengan nama yang biasa: Anton Timur. Anton berasosiasi dengan Barat, modern, Anthony. Sementara Timur yang mula-mula terasa aneh, kosa kata ganti arah dipakai nama, tetapi berasosiasi dengan nama seoarang raja Mongol, gagah perkasa, nomaden penakluk daratan Asia Tengah sampai Bagdag, yaitu Timur Leng.

MENDAUR SEMANGAT YANG MENGUAP: Sebuah Refleksi Pribadi


Menguap? Mungkin begitulah adanya kondisi semangat beraktifitas menuju perubahan kader PII NTB tiap tahunnya. Selama saya aktif di PII NTB bersilaturahim ke sesama kader dan Keluarga Besar (KB) menjadi senjata untuk mendaur semangat yang menguap itu. Cara lain adalah dengan mengetahui sejarah kiprah PII dari tahun ke tahun.


Agak telat memang saya mengenal PII dan diaktifkan oleh pejabat-pejabat PII daerah dan wilayah, seandainya saya tidak ditarik untuk aktif di Pengurus Daerah (PD) mungkin saya akan tetap aktif di kegiatan lingkungan hidup, aktif di SAMPALA, di GRAHAPALA bahkan di WWF NTB.

***

STRATEGI PEMBERANTASAN KORUPSI MELALUI SISDIKNAS (Pemberantasan Korupsidi Indonesia Pendekatan Preventif Partisipatif)


Pendahuluan

Indonesia merupakan negara kaya. Kaya akan barang tambang dan mineral, tumbuhan (biodiversitas), dan makhluk hidup (hewan). Berdasarkan letak geografi yang strategis dan keanekaragaman Sumber Daya Alam (SDA) maka Indonesia merupakan megadiversitas tertinggi di dunia. Keseluruhannya kekayaan alam tersebut dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia. Tetapi, sampai saat ini masyarakat Indonesia tidak pernah secara maksimal mendapatnya.

Salah satu penyebabnya adalah tidak adanya pemerataan hasil kekayaan negara disebabkan oleh oknum yang dengan sengaja mengalihkan kekayaan tersebut untuk kepentingan pribadi  atau golongan, yang sering disebut sebagai tindak kriminal korupsi.

Korupsi dengan berbagai definisi dan manifestasinya telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan sejarah negeri yang bernama Indonesia. Rakyat Indonesia sudah sangat lelah mendengar dan membicarakannya.

Seringkali korupsi dilakukan tidak secara personal, tetapi dilakukan secara kolektif, struktural, dan sistemis. Sehingga secara tidak langsung korupsi lambat laun menjadi sebuah budaya. Fenomena itu pun terjadi di Indonesia, sehingga diperlukan strategi pemberantasan korupsi secara kolektif, struktural, dan sistemis.


Falsafah Gerakan Sebagai Cara Pandang Perjuangan ke-Islam-an Kader PII


I

Indonesia sebagai negara berpenduduk mayoritas beragama Islam di Asia Tenggara dan terbesar di dunia sesungguhnya memiliki potensi merubah peradaban dunia. Indonesia di sisi lain sebagai negara kepulauan yang terletak diantara benua Eropa dan benua Australia, letak yang strategis ini menambah faktor kemungkinan Indonesia melakukan perubahan mendasar peradaban dunia. Dan suatu hal yang tidak mustahil bahwa Indonesia juga strategis sebagai sasaran perusakan dan penghancuran oleh peradaban yang diciptakan oleh musuh Islam.

Di antara berbagai tantangan besar yang dihadapai masyarakat Indonesia, khususnya oleh generasi Islam, hari ini adalah tantangan perang pemikiran globalisasi (ghazwul fiqri) yang telah melanda dunia Islam. Dan tantangan globalisasi yang telah melingkupi segala lini kehidupan sudah begitu nyata terlihat. Dari segi perekonomian saat ini kita dihadapkan oleh sistem kapitalisme-sekuler, begitu pula dengan dunia pendidikan saat ini, di mana siswa yang mampu membiayai pendidikannya saja yang bisa menikmati pendidikan sehingga penegakan nilai-nilai Islam sebagai bentuk kiprah kader PII terhadap nilai-nilai syahadat harus direalisasikan secara maksimal. Pelajar Islam sebagai generasi Islam semestinya tetap konsekuen terhadap konsepsi Rabbani yang suci dari rona-rona kebatilan.

Misi besar yang Allah telah tetapkan adalah memberlakukan hukum-hukumnya diseluruh penjuru dunia dan mengalihkan manusia dari penghambaan terhadap sesamanya. Usaha dakwah yang berkesinambungan adalah dakwah nyata yang telah dicontohkan oleh Rasulullah.

Kader Pelajar Islam Indonesia (PII) dalam hal ini adalah pengemban dakwah yang nyata dan sangat dibutuhkan kiprahnya dalam melakukan perubahan mendasar adalah sangat jelas. Dengan falsafah pergerakan PII yang menjadi dasar paradigma gerakan PII ke depan. Artinya sesungguhnya pandangan terhadap dunia, PII termuat didalam falsafah gerakan, dan kemudian akan menentukan pilihan instrumen institusi dan aktualisasi PII selanjutnya.


II

Runtuhnya khilafah lebih dari delapanpuluh tahun yang lalu berdampak buruk pada seluruh negara di dunia dan lenyapnya hukum Islam dari kehidupan nyata kaum muslim maka kekuatan untuk menjatuhkan kekuatan semakin terlihat. Indonesia merupakan negara yang sangat mampu mempengaruhi negara lain, melalui letaknya yang sangat strategis dan dengan kebudayaannya yang sangat khas. Sehingga ini merupakan ‘senjata bumerang’ bila masyarakat Indonesia, tidak mampu membendung pemikiran/wacana/ide yang bertentangan dengan Islam masuk dan mempengaruhi masyarakat Indonesia.

Sejarah membuktikan bahwa Indonesia dari tahun 1940-an banyak dipengaruhi beragam pemahaman mengenai agama dan negara. Ketika masyarakat dihadapkan oleh paham Marxisme atau komunis-sosialis, maka banyak terjadi pergolakan berbagai daerah di Indonesia. Penganut komunisme berupaya melakukan perebutan kekuasan. Bukan hanya di bidang pemerintahan yang mereka ‘guncang’ saat itu, perekonomian, kestabilan sosial, dan keagamaan pun mereka coba untuk meruntuhkannya.

Jika keadaannya demikian, maka wajib bagi para pemuda Islam khususnya kader PII untuk mengetahui lebih jauh konspirasi musuh dan sinyal-sinyal tantangan yang saat ini mereka hadapi, sehingga apabila mereka telah berhasil melewati pemahaman, kesadaran, melakukan persiapan, dan membangun kekuatan, maka mereka pun dapat melawan konspirasi jahat tersebut.

Kader pada hakekatnya adalah seorang yang dipersiapkan untuk mengemban tugas masa depan dengan segala kemampuan, kualitas, dan kualifikasi tertentu. Kader merupakan kekuatan inti organisasi dan umat Islam untk menjadi pelopor, penggerak dan penjaga misi perjuangan guna mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin (Muktamar Nasional PII, 2004).

Diantara tantangan-tantangan yang akan dihadapi oleh kader PII saat ini adalah perang pemikiran (ghazwul fiqri). Ini terlihat dari teori-teori, doktrin-doktrin dan pemikiran-pemikiran yang bertentangan dalam Islam tetap diangkat dan diwacanakan dengan berbagai cara untuk menjauhkan umat muslim dari nilai-nilai Islam.

Pada tahun 1945 setelah kemerdekaan, di Indonesia terjadi pergolakan perekonomian, sosial, politik, dan keamanan. Dan PII lahir dari kondisi ketidakstabilan sosial dan terjadinya sekularisasi pendidikan, pada tanggal 4 Mei 1947 pelajar yang tergabung dalam PII saat itu berkeinginan untuk tidak memisahkan antara ilmu agama dan ilmu dunia.

 

III

Setelah perumusan pandangan dunia Islam, maka selanjutnya menjelaskan implikasi pandangan dunia tersebut ke dalam aktualisasi misi dan eksistensi PII. Pandangan dunia Islam adalah pandangan dunia (idiologi) bagi PII.(Muktamar Nasional, 2004) ketika kader PII dihadapkan oleh banyaknya perbedaan cara pandang Islam Islam itu sendiri, maka PII sebagai gerakan pelajar Islam harus mampu menengahi perbedaan tersebut, sehingga internal pergerakan PII dapat bergerak dan beraksi bersama. Marhalah perjuangan Islam merupakan konsep menyeluruh dalam memandang Islam, nilai-nilai Islam, manhaj perjuangan Islam, dan problematika perjuangan Islam (Muktamar Nasional, 2004).

Falsafah memberikan pemahaman yang utuh terhadap aspek-aspek fundamental gerakan PII dan menentukan setiap aktualisasi gerak dan langkah PII dan kader-kadernya dalam berjuang.

Pergerakan kader PII selalu mendasarkan aktualisasi geraknya di atas konstruksi kesadaran berupa kerangka berfikir dan cara pandang dalam melihat dan menyikapi realitas kehidupan. Sebagai pergerakan yang mempunyai komitmen keIslaman yang kuat, kerangka fakir dan cara pandang tersebut tentunya berupa pandangan dunia Islam sehingga denan kerangka ini didapatkan pemahaman tentang dunia Islam.


IV

Dalam sejarah pergerakan dakwah, Rasulullah telah membuktikan dengan penegakan syariat Islam atau nilai-nilai Islam dapat merubah peradaban saat itu. Ketika peradaban jazirah arab telah dirubah kurang dari duapuluhtiga tahun, dengan masa dakwah di Mekkah sepuluh tahun dan tigabelas tahun di Madinah sudah memperlihatkan perubahan menyeluruh saat itu.

PII sebagai pergerakan kader Islam telah berjalan diatas koridor syariat yang jelas dan falsafah gerakan yang jelas pula. Dalam marhalah perjuangan kader PII, nilai-nilai Islam dimulai dengan melakukan transformasi kesadaran individual yang akan melahirkan individu-individu yang shalih, yang mempunyai aqidah yang bersih dan akhlak yang mulia (syakhsyyah Islamiyah). Ada beberapa faktor dalam proses pendidikan yang membangun kepribadian seseorang. Pertama, ibu yang memberikan kepadanya struktur dimensi ruhiyah, dengan penuh kasih dan kelembutan sambil membelai dan menyusuinya, sang ibu memelihara ruhani serta menanamkan pendidikan awal pada sang anak.

Penegakan nilai-nilai ajaran Islam dilakukan pula dengan membentuk keluarga sakinah, mawwadah, dan rahmah. Keluarga dalam struktur kemasyarakatan Islam menduduki posisi yang sangat penting dan strategis. Selain itu, penegakan nilai-nilai ajaran Islam juga harus disertai dengan melakukan transformasi struktural tatanan pemikiran masyarakat melalui pembentukan sistem atau struktur kemasyarakatan yang Islami yang meliputi sistem politik, sistem sosial, sistem ekonomi, dan sistem budaya. Wallahu 'Alam.


Ditulis Oleh Rusydi Hikmawan (PW PII NTB 2007-2009) pada  6 November 2007



Bahan Bacaan

Abu Faiz. 2002. Benturan Peradaban Sebuah Keniscayaan. Jakarta. HTI

Abd. Nashih Ulwan. 1992. Pesan Untuk Pemuda Islam. Jakarta. GIP

Abu Abida al Qudsi. 2003. Aktifis Islam Menghadapi Tantangan Globalisasi. Solo. Pustaka al-Alaq.

Rahmat Abdullah. 2004. Untukmu Kader Dakwah. Jakarta. Da'watuna.


* esai yang setelah melalui proses editing ini merupakan penulisan kembali dari karya tulis –yang disampaikan dan dipertahankan pada seminar terbatas di depan trainer-trainer Intermediate Training di SMPN 5 Sumenep, Madura. Jawa Timur. 2005. Terimakasih pada Resa Pugar (Eko), Razak, Eka, dkk.

Andragogi, Pendidikan Untuk Pendewasaan



Pada awalnya, pengetahuan tentang pendidikan (belajar) banyak diambil dari studi-studi yang dilakukan terhadap anak-anak dan hewan dalam belajar. Dari sini lahirlah istilah “paedagogi” yang berasal dari kata dalam bahasa Yunani “paid” yang berarti anak-anak, dan “agogos” yang berarti memimpin. Dengan demikian, paedagogi secara khusus diartikan sebagai seni mengajar anak-anak. Namun pada perkembangannya, istilah paedagogi sering diartikan sebagai ilmu dan seni mengajar/mendidik secara umum.

Sedangkan subyek pendidikan yang dihadapi sekarang adalah orang dewasa yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-anak dalam belajar. Metode belajar yang diterapkan pada orang dewasa hendaknya membantu mereka untuk belajar. Pendekatan ini kemudian disebut dengan “andragogi” yang berasal dari kata “andra” yang berarti orang dewasa. Istilah tersebut pertama kali dicetuskan oleh Alexander Kapp pada tahun 1883 untuk menjelaskan teori pendidikan dari Plato. 

Untuk dapat lebih memperjelas pemahaman mengenai andragogi, dapat dilihat pada perbedaan mendasar antara asumsi yang dibangun dalam andragogi dengan yang  dibangun dalam paedagogi, berikut ini:

A.  Konsep Diri

Konsep diri seorang anak-anak adalah bahwa dirinya tergantung pada orang lain. Namun pada saat ia menjadi dewasa, ia menjadi semakin sadar dan merasa bahwa ia dapat membuat keputusan untuk dirinya sendiri. Di samping itu, orang dewasa biasanya telah memiliki rasa tanggung jawab, baik terhadap dirinya mereka sendiri maupun terhadap orang lain. Perubahan konsep diri ini berimplikasi pada hubungan antara pendidik dengan peserta didik. Pada andragogi, hubungan tersebut lebih bersifat saling membantu. Sementara pada paedagogi, hubungan tersebut lebih didominasi (ditentukan) oleh pendidik dan bersifat mengatur peserta didik.

B.  Pengalaman

Dari sisi pengalaman, orang dewasa lebih banyak mempunyai pengalaman daripada anak-anak. Oleh karena itu, dalam andragogi, pengalaman dinilai sebagai sumber belajar yang cukup kaya. Untuk dapat mendayagunakan pengalaman sebagai bahan belajar maka dalam proses pembelajaran digunakan teknik komunikasi dua arah, seperti: diskusi, permainan, simulasi, dan lain-lain. Sementara dalam paedagogi cenderung pada komunikasi searah, semacam: ceramah, kuliah, indoktrinasi, menguasai bacaan, dan sebagainya. Hal ini tidak lepas dari karakter anak-anak yang masih sedikit pengalaman sehingga perlu ‘diisi’ pengalaman baru oleh pendidik dengan cara di atas.

C.  Arah Belajar

Pendidikan sering dipandang sebagai upaya mempersiapkan peserta didik untuk masa depan. Pada andragogi, belajar lebih dipandang sebagai pemecahan masalah daripada pemberian pelajaran. Orientasinya adalah penemuan situasi yang lebih baik ataupun pengembangan terhadap kenyataan saat ini. Jadi, belajar dalam andragogi adalah memecahkan persoalan ‘hari ini’. Sedangkan dalam pada paedagogi, belajar lebih merupakan penyimpulan informasi yang dipelajari sekarang namun digunakan pada suatu hari kelak (bersifat jangka panjang). Itulah sebabnya ketika masih anak-anak, kita tidak pernah tahu untuk apa kita harus belajar matematika, bahasa, sejarah, agama, dan lain-lain. Kita baru merasakan manfaatnya setelah kita dewasa.

D.  Kesiapan Untuk Belajar

Perbedaan mendasar yang lain adalah dalam proses pemilihan isi/materi pelajaran. Dalam andragogi, peserta didik yang memutuskan apakah yang hendak dipelajari sesuai dengan kebutuhannya. Dengan demikian, tugas pendidik dalam andragogi adalah sebagai fasilitator, yaitu: mengidentifikasi kebutuhan peserta didik, serta membentuk program dan kelompok belajar sesuai minat peserta didik. Sedangkan dalam paedagogi, pendidik yang memutuskan isi pelajaran dan bertanggung jawab terhadap proses pemilihan isi pelajaran serta waktu kapan diajarkan.


Dalam perkembangannya, muncul berbagai kritik mengenai andragogi sebagai sebuah teori belajar. Kritikan yang muncul sering bermuara pada keraguan  apakah andragogi hanya untuk orang dewasa, ataukah untuk manusia secara umum. Hal ini bermula dari ketidaktegasan Knowles[1], selaku tokoh utama dalam gagasan andragogi, dalam mendefinisikan peserta didik. Ketidaktegasan tersebut disebabkan oleh keyakinannya bahwa andragogi lebih dari sekedar membantu orang dewasa belajar, tetapi andragogi juga dapat membantu bagaimana manusia belajar. Oleh karena itu, dia beranggapan bahwa andragogi memiliki implikasi yang baik dalam pendidikan anak-anak, remaja, maupun orang dewasa. Dalam hal ini, Pratt[2] menyatakan bahwa andragogi bukanlah merupakan teori pendidikan. Andragogi lebih bersifat preskriptif, yang mencoba merinci peranan peserta didik dan karakteristik pengajaran yang diharapkan. Dia juga menyampaikan bahayanya melibatkan pemikiran yang bersandar pada filsafat ke dalam bangunan teori yang menuntut adanya pengujian secara empirik. Munculnya kritik-kritik tersebut pada akhirnya mengarahkan para pemikir masalah pendidikan untuk tidak mempertentangkan antara andragogi dengan paedagogi. Sebagian ahli mencoba menggolongkannya sebagai teori belajar non-partisipatif dan teori belajar partisipatif (term ini nampaknya dipakai dalam Ta`dib- penulis). Ada juga yang mencoba mengklasifikasikan masalah tersebut dengan pendidikan yang berpusat pada isi (materi belajar) dan pendidikan yang berpusat pada peserta.Terlepas dari perdebatan di atas, asumsi-asumsi yang dibangun dalam andragogi akan banyak membantu kita memahami bagaimana suatu proses perubahan dikelola dalam suatu pelatihan dan pendidikan formal.

Oleh: Rusydi Hikamawan (PW PII NTB 2007-2009)



[1] ibid, hal 210

[2] DD. Pratt dalam ibid

Malcolm Knowles dikutip dalam M. Soedomo, Pendidikan Luar Sekolah Ke Arah Pengembangan Sistem Belajar Masyarakat, Direktorat Jemderal Pendidikan Tinggi-Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Jakarta, 1989, hal 208-210

Senin, 29 Juni 2020

Kaki Zionis di Kepala Yahudi


Sifat lainnya dari Zionisme adalah kepercayaannya kepada tema-tema propaganda palsu, mungkin yang paling penting adalah semboyan "sebuah tanah tanpa manusia untuk seorang manusia tanpa tanah." Dengan kata lain, Palestina, "tanah tanpa manusia" harus diberikan kepada orang-orang Yahudi, "manusia tanpa tanah."

Minggu, 28 Juni 2020

KIPRAH PELAJAR ISLAM NTB: Telaah Historis Heroisme PII NTB Menentang Komunisme


Prolog

Pelajar Islam Indonesia (PII) telah menjadi bagian rantai sejarah nasional khususnya di Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam menumbangkan ideologi komunisme-sosialis, ini banyak dibuktikan dengan aktivitasnya dalam Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI) di tiap daerah NTB. Tulisan ini merupakan sepenggal tulisan dari buku mengenai kiprah dan sejarah PII di NTB yang sedang dirampungkan. Semasa aktif di PII NTB banyak kader berusaha mencari tahu bagaimana sejarah PII dan eksistensinya tetap ada dan mewarnai masyarakat NTB. Silaturahim Keluarga Besar (KB) PII telah menjadi satu-satunya cara untuk mendapatkan informasi tersebut, akan tetapi ini tidak memuaskan. Telaah pustaka menjadi cara alternatif, walau ini dirasa sulit karena tidak ada catatan tertulis mengenai kiprah PII di NTB. Sampai akhirnya dibentuklah tim penyusun, selain dengan cara memperbanyak referensi. Semoga tulisan ini banyak membantu sebagai ke-PII-an bagi yang membacanya.

Kamis, 25 Juni 2020

Silaturahim Yang Terlupakan - Refleksi Perjuangan


PII sebagai organisasi non-profit dan tidak beraviliasi dengan oknum pragmatis manapun, tentu memerlukan dana segar untuk keberlangsungan dakwahnya. Lalu dari manakah dana itu? teringat komentar kanda Burhan said, 'tidak pernah ada ceritanya, usaha yang dijalanin pengurus dapat berjalan lancar selama masih dalam kepengurusan, biasanya usaha tersebut mandek’. Komentar tersebut tentu ada alasannya. Kanda Burhan Said yang merupakan wirausahawan yang sekarang mencoba membangun ekonomi umat dengan metode network muslimnya telah banyak melihat realita pengurus PII di NTB yang jatuh bangun dengan usaha mandirinya, selain dari pengalaman beliau sendiri yang menjadi PW PII Irian Jaya selama 9 tahun. Memang sudah banyak usaha mandiri yang coba dijalankan oleh pengurus, seperti misalnya toko busana muslim, sabun sirih, kaligrafi, dompet pulsa, dan loper Koran, tidak banyak dana segar yang diperoleh dari usaha-usaha tersebut karena lebih banyak sifatnya tidak berkesinambungan dan dilakukan pada sisa-sisa waktu pengurus yang limit. Meskipun demikian, dana yang sedikit itu, cukup melonggarkan kas bendahara yang kadang-kadang minus.

Rapat setiap hari,mungkin itulah pelabelan anak-anak PII di mata orang tua maupun dari sesama aktivis dari gerakan lain. Memang apa yang dilakukan anak PII sampai harus rapat setiap hari? “Paling hanya training. Training dan training. Kapan sih anak-anak PII mikirin masalah umat” itu mungkin salah satu komentar dari orang luar yang melihat aktivitas PII secara sekilas. Tapi dibalik esensi rapat setiap hari dan training itu, menyebabkan kekeluargaan di kalangan PII sangat tinggi. Apalagi dengan adanya ‘Pengurus mengurusi Pengurus’, kedekatan itu semakin terasa. 

Itulah yang kadang-kadang menjadi moment yang tak terlupakan dari generasi-generasi PII, terutama PII NTB yang sekarang memasuki angkatan ke-21. Angkatan 0911 (tahun 2009-2011). Waktu terus berjalan, kelak moment ini akan dibagikan ke generasi berikutnya (amin). Tapi kadang kala, moment atau catatan sejarah itu terputus karena orang-orang dalam sejarah itu hilang atau tidak pernah didatangi untuk mencari bukti sejarah, padahal orang-orang tersebut (Keluarga Besar muda maupun tua) tentu memiliki banyak cerita, dan yang lebih penting adalah mereka masih memiliki semangat atau spirit perjuangan “tandang ke gelanggang walau seorang” yang mungkin sekarang belum sepenuhnya dijiwai oleh pengurus.

Belakangan ini, terjadi fenomena kelurga besar (KB) dikunjungi ketika akan berpamitan untuk melakukan perjalanan atau kegiatan, sekedar memperoleh uang jajan selama mengikuti atau mengadakan training. KB yang tidak sempat didatangi mengeluh, ‘kenapa saya tidak pernah didatangi, apakah adek-adek itu sudah melupakan saya’. Sedangkan KB yang sering didatangi nerkata ‘adek-adek ini datang kalau ada kegiatan saja’. Tapi, terlepas dari semua itu, PII merupakan suatu ‘keluarga’, tidak apalah diomelin, yang jelas kita tahu, para KB itu tetap sayang dengan PII, sehingga temen-teman PII jika ke KB lebih sering dengan wajah innocent.

Sebenarnya spirit dan cerita perjuangan para KB (apalagi pada ‘masa-masa susah’) dan omelan mereka jauh lebih berharga dari sekedar uang jajan atau uang permen yang diberikan, karena yang mereka cerikan adalah pelajaran hidup yang tidak akan didapatkan di bangku sekolah atau kuliah. Ada lebih dari 100 nama yang ada dalam list nama-nama KB di NTB, tapi 80% jejaknya tidak diketahui, sekarang akan digalakkan kembali untuk melakukan silaturahim dengan KB2 tersebut, sehingga ‘Keluarga Besar’ ini dapat berkumpul lagi dalam satu barisan menjadi salah satu mata rantai perjuangan umat.

______
Repost: Ditullis pada tanggal 21 Juli 2010 - PW PII NTB 2009-2011

Featured

[Featured][recentbylabel2]

Featured

[Featured][recentbylabel2]

STRUKTUR ORGANISASI

ARI SEPTIAWAN

Ketua Umum Pengurus Wilayah Pelajar Islam Indonesia Nusa Tenggara Barat Periode 2023-2025

GINA HAEROUMMAH

Ketua I Bidang Kaderisasi

AHMAD FAHREZI

Ketua II Bidang Pengembangan dan Pemberdyaan Organisasi

ARYA NAQSABANDI

Ketua III Bidang Komunikasi Ummat

ABIYYUZAKI SYUKRON

Sekretaris Umum

IKHSAN MAULANA

Bendahara Umum

UMMARROH ANSYARIAH

Ketua BO KOORWIL PII Wati

SAFIRA RAHMAH

Sekretaris dan Bendahara BO

BAIQ RIA HIDAYATI

Kadiv Kajian Isu Strategis dan Eksternal

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done